Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang tahun ini turut berhaji di Mekkah mengatakan salah satu cara mencegah terulangnya Tragedi Mina, Arab Saudi, adalah dengan fiqih prioritas saat hendak melempar jumroh.
"Yang dimaksud dengan fikih prioritas itu adalah di mana keselamatan lebih diprioritaskan daripada keutamaan dalam melaksanakan ibadah haji," kata Ahmad Heryawan di Gedung Pakuan Bandung, Senin.
Ia menjelaskan biasanya waktu utama untuk lempar jumroh pada 10 Dzulhijah itu setelah dhuha.
"Sehingga sangat bagus melempar jumroh setelah waktu afdol tanggal 11-12 waktu afdolnya setelah dzuhur sampai magrib, lebih baik setelah subuh agar lebih tertib dan aman," kata dia.
Menurut Ahmad, untuk mengenalkan usul itu, dia akan menggelar seminar dengan mengundang ulama-ulama guna membahas fikih prioritas dalam berhaji.
Dia memberi kesaksian bahwa saat Tragedi Mina berlangsung menuju tempat jumrah lewat Terowongan Muasin yang khusus untuk jamaah haji asal Asia Tenggara. Lalu, sekitar pukul 9.30 kembali ke tenda, dia mendengar kabar dari sejumlah anggota jemaah ada kejadian desak-desakan di terowongan 204.
"Jadi terowongan 204 itu khusus jemaah dari Timur Tengah, Iran, Mesir. Saya mendapat informasi dari Kepala Daker, saat itu yang meninggal hanya satu orang dari Indonesia, dan itu bukan jalur Indonesia," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015