Jakarta (ANTARA News) - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) akan membangun arsip kepresidenan di gedung arsip Gajah Mada agar masyarakat dapat mengenal lebih dekat para pemimpin Republik Indonesia dari masa ke masa.
"Kedepan, ada dua program utama ANRI yaitu membangun arsip kepresidenan di gedung arsip Gajah Mada dan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kearsipan atau STIKER," kata Kepala ANRI, Mustari Irawan melalui siaran pers di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, pada saat ini tengah disusun "grand design" arsip kepresidenan untuk mewujudkan program tersebut.
Selain itu izin kelayakan dan izin renovasi juga telah dilakukan.
"Ada bagian non-heritage gedung arsip Gajah Mada yang akan dibangun museum kepresidenan, semacam diorama yang ada di gedung ANRI Ampera," katanya.
Hanya saja dioramanya berisi perjalanan sejarah kepemipimpinan Presiden Indonesia.
Mulai dari Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Presiden Joko Widodo.
Dia menargetkan, arsip kepresidenan sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2019.
Menurutnya, ada keuntungan tersendiri mengapa dipilih di gedung Arsip Gajah Mada. Diantaranya, menjadi pintu utama dari kota tua karena di gedung ini ada nilai historis bagi warga Jakarta. Yang tentu saja juga menarik bagi warga negara asing.
"Selain itu, ada ruang khusus untuk mengkaji sejarah perjalanan presiden Indonesia agar masyarakat bisa lebih mengenal para pemimpin bangsa Indonesia," katanya.
Terkait program tersebut, dia mengaku optimis akan terlaksana sesuai target karena saat ini baru saja dilantik, Sekretaris Utama ANRI, Sumrahyadi, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur kearsipan Pusat ANRI.
Dia berharap, terisinya posisi Sekretaris Utama ANRI yang sebelumnya sempat kosong dapat membantu mewujudkan program ANRI termasuk pembangunan Arsip Kepresidenan.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015