Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi menilai pembunuhan sadis di Desa Selok Awar Awar, Kabupaten Lumajang adalah fakta belum terpenuhinya harapan rakyat dalam penegakan hukum.
"Saya hanya ingin mengatakan, apa yang saya lihat di Desa Selok Awar Awar, Lumajang, adalah sebuah fakta belum memenuhi harapan rakyat dalam soal penegakan hukum,” kata Taufiqulhadi dalam rilisnya, Senin.
Dia mengaku melihat sekelompok orang yang dipimpin kepala desa dengan biadab telah mencabut hak hidup orang lain.
"Mereka, secara terencana, mengambil dua warganya dari rumah kemudian membantai di depan umum. Mereka mempertontonkan kebiadaban tersebut tanpa rasa jerih, seakan ingin mengatakan bahwa mereka adalah hukum itu sendiri," kata dia.
"Saya merasa yakin, keberanian yang ditunjukkan kepala desa itu karena ia berada di tengah-tengah praktik politik dan hukum setempat yang sangat korup,” kata anggota DPR RI dari Partai Nasional Demokrat itu.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur IV itu (Kab Jember dan Kab Lumajang) itu menilai Kades adalah penjamin praktik penambangan ilegal dan dia merasa sangat berkuasa karena uang ilegal itu bisa membeli perlindungan dari semua pihak.
"Akhirnya ia menjadi sangat berani. Dalam suatu suasana karut marut politik dan hukum setempat itu, praktik seburuk apa pun dapat terjadi,” kata dia.
Oleh karena itu, dia mendesak pemerintah segera menyelesaikan masalah penegakan hukum di mana pun.
"Saya hanya mengingatkan pemerintah, jika soal seperti ini tidak segera diselesaikan segera, maka hal itu bisa dengan cepat menghancurkan kredibilitas pemerintah di mata rakyat," kata Taufiqulhadi.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015