Lumajang (ANTARA News) - Kebakaran hutan di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) selama Januari hingga September 2015 sekitar 100 hektare baik di kawasan Gunung Semeru (3.676 mdpl) maupun Gunung Bromo (2.329 mdpl).
"Kebakaran di wilayah TNBTS tetap ada, namun luasannya kecil karena langsung teratasi. Total kebakaran hutan tahun ini sekitar 100 hektare," kata Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari saat dihubungi di Lumajang, Minggu.
Pada 18 Agustus 2015, terjadi kebakaran di kawasan jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa (Semeru), tepatnya di kawasan Oro-oro Ombo yang merupakan padang savana dan api membakar hampir 70 persen atau sekitar 15 hektare savana di kawasan tersebut.
"Terakhir kebakaran terjadi di Gunung Kunci di Pasuruan seluas 5 hektare pada pertengahan September 2015 dan kawasan yang terbakar adalah habitat lutung Jawa, namun kami belum tahu pasti penyebab kebakaran di sana," paparnya.
Menurut dia, potensi kebakaran bisa terjadi di mana saja, sehingga petugas TNBTS meningkatkan patroli untuk mengantisipasi kebakaran tersebut karena musim kemarau tahun ini diprediksi panjang.
"Kami juga sudah melakukan pelatihan pengendalian kebakaran untuk masyarakat dan patroli ditingkatkan, sehingga alhamdulillah api dapat dicegah meluas apabila terjadi kebakaran," katanya.
Ayu mengatakan penyebab kebakaran sebagian besar karena faktor manusia seperti tindakan yang sepele di antaranya membuang puntung rokok sembarangan dan membuat api unggun saat melakukan pendakian.
"Untuk itu, kami melarang pendaki membuat api unggun atau bikin arang dan pendaki tidak boleh membuang puntung rokok sembarangan. Apabila ada kebakaran,kami imbau pendaki segera melaporkan kepada petugas," paparnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015