Jakarta (ANTARA News) - Sampai menit berita ini ditulis, nasib pesawat de Havilland Canada 6 Twin Otter Aviastar dengan nomor registrasi PK-BRM yang hilang kontak di udara Makassar, Sulawesi Selatan, belum diketahui.
de Havilland Canada 6 Twin Otter, menurut laman pesawat terbang itu, sejatinya merupakan pesawat transport ringan bermesin kembar dengan kemampuan lepas-landas dan mendarat dalam keadaan minimum.
Perjalanan waktu juga yang kemudian menyatakan, dia terbukti cocok dioperasikan di wilayah-wilayah minim infrastruktur penerbangan.
Kisah Twin Otter ini bermula pada 1964, saat dia mulai dikembangkan dan diterbangkan pertama kali pada 1965, dengan nama de Havilland Canada 3 Otter. Sejak awal, perancangnya menghendaki kemampuan lepas-landas dan mendarat pada landasan pendek.
Dengan ditenagai dua mesin turboprop Pratt and Whitney Canada PT6A-20, dia cocok untuk operator di wilayah terpencil. Dari serie -100, berkembang menjadi serie -200, dan serie -300 dengan mesin PT6A-27 yang lebih kuat.
Hingga serie -300, sekitar 900 unit telah diproduksi dan menjelajah berbagai kawasan dunia, mulai gurun pasir Afrika, kawasan tropis basah Amerika Latin dan Asia, hingga tundra Eropa utara ataupun Antarktika yang sangat dingin.
Bisa dibilang, de Havilland Canada 6 adalah salah satu pesawat terbang yang sangat legendaris. PT Merpati Nusantara Airlines, sang Jembatan Nusantara, sempat sangat mengandalkan diri pada dia, terutama untuk menembus udara hutan perawan Irian Jaya.
Pada akhirnya, serie -300 dihentikan produksinya oleh de Havilland Canada, sampai akhirnya dibeli manufaktur pesawat terbang Viking Air dari British Columbia, Kanada. Semua seri DHC1 hingga DHC7 dia beli sertifikasi tipenya.
Secara ringkas, dia memiliki spesifikasi:
Dua penerbang, 19-20 tempat duduk penumpang, panjang 15,77 meter, panjang sayap 19,8 meter, luas sayap 39 meter persegi, bobot kosong antara 2.653 kilogram (serie -100) dan 3.121 kilogram (serie -400).
Bobot maksimal lepas-landas antara 5.246 kilogram (serie -100) hingga 5.670 kilogram (serie -400), kecepatan maksimal sekitar 314 kilometer perjam, dan kecepatan jelajah ekonomis sekitar 278 kilometer perjam.
Jarak tempuh maksimalnya 1.427 kilometer (serie -100) hingga 1.832 kilometer dengan kapasitas bahan bakar sekitar 1.800 liter, dan laju tanjak sekitar 8,1 meter perdetik, dalam jangkauan ketinggian maksimal sekitar 7,620 kilometer dari permukaan laut.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015