Ngawi (ANTARA News) - Petani melon di Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, merugi akibat kondisi cuaca panas pada musim kemarau yang melanda saat ini.
Petani melon setempat, Riyanto, Jumat, mengatakan kondisi cuaca yang panas telah membuat buah melon kering dan lama-lama membusuk.
"Biasanya hasil panen melon saat musim kemarau tergolong bagus buahnya. Namun, karena dampak kemarau yang panjang, kulit buahnya seperti terbakar dan gosong-gosong karena terlalu banyak panas. Lama-lama buah tersebut busuk," ujar dia kepada wartawan di Ngawi.
Ia menilai, rusaknya buah melon tersebut karena suhu udara yang saat panas. Selain itu, juga disebabkan karena intensitas sinar matahari saat musim kemarau seperti ini yang sangat tinggi.
Riyanto menjelaskan, kerusakan buah melon siap panen tersebut, mencapai hingga 50 persen dari hasil panen. Sehingga, dipastikan pihaknya dan sejumlah petani melon lainnya mengalami kerugian hingga jutaan Rupiah per kotak lahan.
Tak hanya merugikan petani, kondisi buah melon tersebut juga dikeluhkan oleh pedagang pengepul. Hal itu karena para pedagang kesulitan mendapatkan buah melon yang hendak dijualnya.
"Kami sulit mendapatkan buah melon yang kualitasnya bagus. Hal itu karena melonnya rusak dan kering akibat terlalu banyak terkena sinar matahari," kata pedagang pengepul melon, Manto.
Ia menuturkan, untuk sekali pengiriman ke Jakarta, dibutuhkan sebanyak 6 ton melon. Pada tahun lalu, hasil 6 ton melon bisa didapatkan dari satu kotak lahan.
Namun, sekarang ini untuk mendapatkan 6 ton buah melon, dibutuhkan lebih dari dua lahan yang terkadang berjauhan lokasinya.
Sementara, data BPBD Ngawi mencatat, sebanyak 46 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Ngawi terjadi kekeringan dan krisis air dengan berbagai kategori. Mulai tingkat ringan, kritis, hingga berat.
Sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan itu, di antaranya adalah, Kecamatan Karanganyar, Bringin, Ngawi, dan Pitu.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015