Meskipun saya lihat dua hari ini sudah ada yang turun Rp100, ada yang Rp200, tapi kita ingin agar harga yang terjangkau betul-betul ada di pasar dan stoknya ada
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo melepas secara simbolis 1.034 ton beras untuk operasi pasar di lima kota besar di Indonesia.
Presiden yang didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Bulog Jarot Kusumayakti melepas keberangkatan 60 truk yang mengangkut 480 ton beras dengan memecahkan kendi di Gudang Bulog Kelapa Gading Jakarta, Jumat.
Selain beras, juga dilakukan operasi pasar daging sebanyak enam ton yang diangkut dengan tiga truk, serta satu truk gula pasir.
Sedangkan di empat kota lainnya, yakni 11 truk di Medan untuk 10 ton beras, 18 truk di Bandung untuk 144 ton beras, 13 truk di Semarang untuk 130 ton beras dan Surabaya 17 truk yang mengangkut 170 ton beras.
Presiden mengatakan operasi pasar beras ini dilakukan setelah adanya kenaikan beras di Pasar sekitar 2 persen karena didorong oleh kenaikan harga gabah dari petani juga sekitar 2 persen.
"(Operasi pasar) Supaya kenaikan itu tidak terus, dan bisa dikendalikan pada harga-harga yang wajar dan terjangkau," katanya.
Jokowi mengatakan dengan operasi pasar ini diharapkan harga beras di pasar turun Rp300-Rp500 per kilogramnya.
"Meskipun saya lihat dua hari ini sudah ada yang turun Rp100, ada yang Rp200, tapi kita ingin agar harga yang terjangkau betul-betul ada di pasar dan stoknya ada," tegas Presiden kepada wartawan.
Jokowi juga menegaskan bahwa stok beras yang dimiliki Bulog masih aman, yakni 1,7 juta ton, sehingga ia mengimbau kepada masyarakat tidak termakan isu kelangkaan cadangan beras.
Presiden juga memerintahkan Bulog untuk melakukan penyerapan dari petani maupun pedagang di daerah-daerah yang saat ini masih panen.
"Daerah-daerah yang saat ini masih ada panen, seperti di Karawang, Jateng ada, Jatim ada. Ini yang terus kita serap, diserap Bulog. Kita harapkan stok Bulog masih ada tambahan sedikit lagi," kata Presiden.
Terkait usulan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko tentang pemakaian dana desa untuk warga yang tidak memiliki dana untuk membeli Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) dan Beras untuk Masyarakat Pra Sejahtera (Rastra), Presiden menyatakan masih dihitung dan dilihat plus minusnya.
Saat teleconference, Heru mengusulkan agar penyaluran Rastra sampai kepada tujuan, bagi masyarakat yang tidak memiliki dana saat beras datang bisa memakai dana Desa untuk pengganti sementara.
"Nantinya masyarakat mengganti dengan cara bekerja di Desa tersebut dalam program padat karya dengan gaji beras yang diambil sebelumnya," usul Heru kepada Presiden.
Dalam kesempatan ini, Dirut Bulog Jarot juga memastikan beras untuk operasi pasar, baik Raskin maupun Rastra akan selalu dijamin kualitasnya.
Jarot juga menyampaikan ke beberapa daerah, terutama daerah yang minus pasokan agar terus berkoordinasi dengan pusat agar bisa melakukan distrubusi ke daerah tersebut.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015