Batam (ANTARA News) - Sebanyak 5.820 orang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Kota Batam Kepulauan Riau sepanjang September 2015, akibat terpapar debu asap kebakaran hutan.
"ISPA pada bulan ini 5.820 orang, pada bulan lalu sebanyak 5.343 orang. Ini meningkat dari normal, yang biasanya sekitar 3.000 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Chandra Rizal di Batam, Kamis.
Data itu diambil dari seluruh Puskesmas di Batam, belum termasuk warga yang berobat ke klinik, rumah sakit dan yang tidak berobat.
Chandra memastikan sampai saat ini belum ada pasien yang sampai harus dirawat inap akibat ISPA, apalagi sampai meninggal.
"Hanya batuk," kata dia.
Ia mengakui, ada juga kasus pasien yang sudah lama menderita paru-paru dan asma yang kambuh akibat paparan debu asap. Namun, jumlahnya tidak banyak.
Dinas Kesehatan meminta warga yang mengidap sakit paru-paru dan asma untuk menghindari paparan debu asap, dan terus konsultasi dengan dokter.
Di tempat yang sama, dokter spesialis paru RSUD Embung Fatimah Antoni Sianturi mengakui bahwa ada peningkatan jumlah pasien menderita gangguan paru. Namun ia enggan memberikan keterangan rinci.
"Secara statistik belum diketahui, apa karena udara yang kotor atau faktor lain," kata dia.
Masih di tempat yang sama, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Batam Sri Rupiati mengatakan berdasarkan penelusurannya, kebanyakan penderita ISPA adalah anak-anak.
"Saya pernah tanya, ternyata dari seluruh pasien ke dokter anak, 90 persen di antaranya adalah anak-anak," kata Sri.
Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam Dendi Purnomo menyatakan kualitas udara di kota itu fluktuatif, tergantung kecepatan tiupan angin dari arah asal kebakaran.
Pada Kamis siang, kualitas udara berada pada level sangat tidak sehat, dengan kadar Indeks Standar Pencemaran Udara 231 pada pukul 14.00 WIB.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015