Laporan ini memaparkanlangkah-langkah untuk mengurangi sampah plastik di lautan hingga 45 persenhingga 2025

NEW YORK, 1 Oktober 2015 (Antara/PRNewswire) --Ocean Conservacy hari ini mengumumkan peluncuran global Stemming the Tide: Land-based strategies for a plastic-free ocean -laporan berorientasi pada solusi yang pertama di jenisnya yang disusun bersamaMcKinsey Center for Business and Environment. Laporan ini memaparkan solusiberbasis darat dalam penanganan sampah plastik di lautan, yang dimulai daripengurangan kebocoran sampah plastik di lima negara prioritas (Tiongkok,Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand).

"Untuk pertama kalinya, kami menghadirkansebuah laporan yang memaparkan solusi spesifik untuk mengurangi, dan padaakhirnya mengatasi sampah plastik di lautan," ujar CEO Ocean Conservacy,Andreas Merkl. "Temuan-temuan yang ada di dalam laporan ini membuktikansebuah konsep yang telah lama terbangun yaitu solusi terhadap sampah plastiksebenarnya dimulai dari darat. Diperlukan upaya terkoordinir yang melibatkanindustri, LSM, dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan perekonomian danlingkungan yang hingga kini belum ada solusi efektifnya."

Terdapat delapan juta ton metrik sampah plastikdibuang ke lautan setiap tahunnya dan jumlah tersebut terus meningkat. Tanpaadanya tindak lanjut global yang terkoordinir dari berbagai pihak, maka pada2025 diperkirakan untuk setiap tiga ton ikan terdapat satu ton sampah plastik,sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan, ekonomi, dan kesehatan yangsangat serius. Dengan 80 persen sampah plastik berasal dari darat,temuan-temuan dalam laporan ini melahirkan solusi yang terdiri dari empat tahapanguna mengurangi jumlah sampah hingga 45 persen dalam 10 tahun ke depan,sehingga dapat mengurangi keberadaan sampah plastik di lautan secara drastishingga 2025, dan dengan target utama menghapus permasalahan sepenuhnya hingga2035. Laporan ini mengestimasi total anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkantarget tersebut mencapai lima miliar dolar per tahun, dengan pengembalian modal yang signifikan bagi perekonomianglobal.

"Mengingat hal ini adalah permasalahanlingkungan global yang berdampak kepada kebersihan dan kesehatan, harga tanah,sumber protein yang penting, dan pertumbuhan industri barang-barang konsumendan pengemasan, dengan total anggaran sejumlah lima miliar dolar akanmenjadikan permasalahan ini sebagai salah satu isu lingkungan yang sangat dapatdiatasi oleh kita semua," ujar direktur McKinsey Center for Business andEnvironment, Dr. Martin Stuchtey.

Laporan ini secara khusus menekankan pentingnyaperan industri dalam mendorong terciptanya solusi dan mengajak peran sertainvestasi dari sektor publik dan swasta untuk menemukan solusi terhadap sampahplastik di lautan.

"Kami berkomitmen untuk mewujudkan lautan yangbebas sampah plastik," tegas direktur kelestarian lingkungan global DowPackaging and Specialty Plastics, Jeff Wooster, mitra penyusun laporan ini."Pada hakikatnya, dunia usaha membuat plastik tidak untuk berakhir dilautan, dan kami sadar betul pentingnya peran dunia usaha untuk membantu kamimengatasi permasalahan sampah plastik di lautan hingga 2035."

Dalam jangka pendek dan menengah, laporan inimenyerukan percepatan pembangunan infrastruktur pengumpul sampah dan pengolahanpasca pengumpulan, yang diikuti oleh pembangunan dan pengimplementasianberbagai opsi penanganan sampah yang layak secara komersial. Untuk jangkapanjangnya, laporan ini mengidentifikasikan kebutuhan akan inovasi di sektorteknologi pemulihan dan penanganan sampah, pengembangan desain materi danproduk baru yang dapat meningkatkan proses penggunaan kembali dan daur ulang.

Laporan ini lebih jauh lagi menekankan pentingnyaseluruh pendekatan dan solusi yang dirancang pada tingkat regional, khususnyapada kelima negara prioritas, yang notabene adalah penyumbang separuh darikeseluruhan kebocoran sampah plastik di lautan di seluruh dunia. Seiring denganprogres signifikan yang ditunjukan oleh negara-negara tersebut dalammengendalikan kebocoran sampah plastik, diperlukan dukungan global untukmengukur dampak terhadap kawasan-kawasan prioritas dengan cepat.

"Dari hari ke hari, dengan adanya permasalahansampah plastik di lautan kami, mau tidak mau, berdampak negatif kepadakesejahteraan dan kesehatan masyarakan Dagupan," ungkap Walikota Dagupan,Belen Fernandez, salah satu wilayah pantai di Filipina. "Kota kamimemiliki sebuah tempat pembuangan sampah yang terletak di pantai selama lebihdari 50 tahun lamanya. Kami berusaha keras untuk menutupnya, dan meningkatkankapasitas pengelolaan sampah di Dagupan. Dengan mengatasi permasalahan sampahplastik di lautan akan memberikan manfaat tak hanya bagi lingkungan, tapi jugameningkatkan kualitas hidup masyarakat kami. Saya harap kota dan perjuangankami dapat menjadi contoh bagi belahan dunia lainnya yang menghadapipermasalahan serupa."

Laporan ini menggarisbawahi kalau 10 tahun ke depanadalah momentum yang sangat penting bagi efektivitas solusi permasalahan sampahplastik di lautan - solusi yang tidak sekedar berskala lokal, tapi juga global.Untuk menyukseskan inisiatif ini, laporan ini menyerukan dunia agar bekerjasamayang dimulai dari koalisi internasional sektor usaha, pemerintah, dan LSM yangakan menstimulasi komitmen dan peran serta para pemimpin politik untukmenyediakan "bukti dari konsep", dukungan teknologi manajemen sampah,dan memprioritaskan isu sampah plastik di lautan sebagai salah satu agendakebijakan global di sektor kelautan dan lingkungan.

Laporan ini dicetuskan oleh Trash Free SeasAlliance, prakarsa dari Ocean Conservacy yang ditujukkan untuk menyatukan parapemimpin industri, sains, dan konservasi yang memiliki satu tujuan untuk mewujudkanlautan yang bebas sampah. Laporan ini didukung oleh sejumlah mitra, yaitu TheDow Chemical Company, The Coca-Cola Company, the American Chemistry Council,REDISA and World Wildlife Fund, serta beberapa pendana: Adessium Foundation,11th Hour Racing, Hollomon Price Foundation, Forrest C. & Frances H.Lattner Foundation dan Mariposa Foundation.

Untuk mengunduh laporan lengkap serta aset tambahanlainnya, klik disini.

Kontak

Julia Roberson

jroberson@oceanconservancy.org

1.202.351.0476

Laporan Stemming the Tide dicetuskan oleh Trash FreeSeas Alliance®, forum inovatif yang diluncurkan oleh Ocean Conservacy pada 2012untuk mengkonsolidasikan partisipasi para pemimpin industri, sains, dankonservasi. Aliansi ini fokus pada pengidentifikasian peluang wujudkan berbagaisolusi lintas sektor yang mendorong tindak lanjut dan menjaga laju inovasiuntuk wujudkan lautan sehat yang bebas sampah.

TentangOcean Conservacy

Ocean Conservacy bekerjasama dengan masyarakat untukmelindungi lautan dari berbagai permasalahan global terkini. Bersama-sama, kitaciptakan berbagai solusi berbasis sains untuk wujudkan laut, lingkungan hidup,dan masyarakat yang sehat. www.oceanconservancy.org

TentangThe McKinsey Center for Business and Environment

The McKinsey Centerfor Business and Environment bekerjasama dengan dunia usaha, pemerintah, danLSM untuk mengatasi berbagai permasalahan alam yang paling mendesak dan pentingdalam cara yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya alam. www.mckinsey.com/client_service/sustainability/mckinsey_center_for_business_and_environment

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2015