"Musik saya adalah musik klasik Indonesia, saya berusaha mencari identitas musik Indonesia melalui Rapsodia Nusantara," kata Anada Sukarlan di Jakarta, Rabu.
Dengan Rapsodia Nusantara, Ananda memperkenalkan Indonesia lewat permainan piano.
"Dibandingkan dengan alat musik tradisional seperti gamelan dan lainnya, piano ini mudah dan ada di mana-mana. Karya saya dapat dimainkan pianis di seluruh dunia," kata dia.
Saat ini Rapsodia Nusantara terdiri atas 18 nomor. Ananda ingin membuat Rapsodia tersebut hingga nomor 34, mewakili setiap provinsi di Indonesia.
Dalam membuat komposisi, dia menggunakan pendekatan tradisi klasik seperti yang dilakukan Mozart dan Beethoven, di mana musik yang dimainkan lebih romantis.
Meski memainkan instrumen dengan gaya Barat, Ananda, yang tercatat sebagai pianis Indonesia pertama dalam The International Who's Who in Music Book (2001), mengatakan musik Indonesia tetap memiliki perbedaan dengan musik Barat.
"Cara memainkan pianonya seperti periode klasik, tetapi kemudian elemen-elemenya sangat etnis, seperti nada, ritme, dan tangga nadanya," kata dia.
Bagi Ananda, musik Indonesia meliputi musik dari berbagai suku dan daerah yang membentuk entitas kebangsaan itu sendiri.
"Itulah yang membuat tantangan, karena setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri," kata pria kelahiran 10 Juni 1968 itu.
Pemerintah memberikan Penghargaan Kebudayaan 2015 kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru kepada Ananda.
Dia mengatakan pemberian penghargaan itu membawa angin segar ke dunia klasik Indonesia dan membuat dia ingin menjaga kualitas musik ciptaannya.
"Penghargaan ini untuk musik klasik Indonesia, genre musik ini mendapat pengakuan dari pemerintah, bahwa musik klasik ada dan dapat merepresentasikan musik Indonesia di dunia internasional," kata dia.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015