"Saudi harus membuka diri kepada negara-negara Muslim lainnya untuk memikirkan ini. Saudi jelas tidak mampu karena sudah terjadi insiden berkali-kali," kata Buya Syafi'i di Gedung Joeang 45, Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu.
Buya Syafi'i menyebut manajemen perhajian Kerajaan Arab Saudi tergolong sangat buruk dilihat dari indikator seringnya terjadi insiden yang memakan korban jiwa selama prosesi haji.
Menurut dia, kerajaan itu sudah beberapa kali melakukan kesalahan yang sama dalam penyelenggaraan haji dan tidak segera memperbaikinya.
Arab Saudi, ia melanjutkan, harus segera melakukan pembenahan dengan membuka manajemen hajinya serta merombak pola penyebaran informasi tentang jemaah haji.
"Karena sistem pemerintahan yang monarki absolut sehingga ada informasi-informasi yang cenderung ditutup-tutupi," kata dia.
Dia juga meminta pemerintah Indonesia mengintensifkan pendekatan diplomasi dengan Arab Saudi terkait perbaikan manajemen haji untuk menjamin keselamatan jemaah haji di Tanah Suci, terutama yang berasal Indonesia.
Mengenai wacana pengelolaan haji oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Syafi'i mengatakan bahwa itu bisa menjadi salah satu pilihan untuk memperbaiki pelayanan haji.
Namun dia menekankan bahwa jika demikian OKI harus lebih independen mengakomodir kepentingan dan sumbangsih negara anggota dan tidak terlalu condong ke Arab Saudi.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015