"Syeikh Ismail Zein adalah ulama besar di Mekkah yang menjadi tempat belajar para kyai yang ada di Indonesia. Saya sebagai wakil pemerintah Indonesia menghaturkan terima kasih, karena tempat ini telah memberikan banyak manfaat," ujarnya pada haul Syeikh Ismail Zein yang ke-22 di Ruseifah, Mekkah, Selasa malam.
Ia mengatakan pikiran-pikiran Syeikh Ismail banyak mempengaruhi pandangan ulama dan kyai Indonesia, sehingga membantu penyebaran semangat Islam, khususnya di Indonesia sebagai agama yang rahmatan lil alamin, bukan Islam yang ekstrim.
"Semua itu sesungguhnya karena pengaruh jasa dari banyak guru yang ada di Tanah Suci dan salah satunya adalah yang ada di majelis ini," ujar Lukman.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada putra Syeikh Ismail Zein yaitu Syeikh Muhammad yang mampu melanjutkan pesantren tersebut sehingga para pelajar Indonesia bisa belajar dan memanfaatkan ilmunya di Tanah Air.
Dalam sambutannya Syeikh Muhammad juga berterima kasih atas kehadiran Lukman sebagai menteri agama yang mewakili pemerintah Indonesia dalam haul tersebut.
Menurut dia, kehadiran rombongan dari Indonesia itu tidak hanya sebagai saudara sesama muslim, tetapi juga sebagai tamu-tamu Allah. "Barangsiapa menghormati tamu Allah maka akan dihormati Allah," terangnya.
Ia menjelaskan pesantren Riyadhul Jannah ini didirikan sejak sekitar lima puluh tahun yang lalu oleh ayahnya, Syeikh Ismail Zain, dan ia pun bersyukur pesantren tersebut masih berjalan hingga sekarang.
Dalam haul yang yang berlangsung sederhana itu Lukman memberikan kenang-kenangan kepada Syeikh Muhammad berupa sarung tenun khas Indonesia. "
Ini sarung khas Indonesia dari saya pribadi semoga menjadikan Syekh Muhammad selalu terkenang dengan Indonesia," ujarnya. Sedangkan Syeikh Muhammad membalas dengan pemberian Kitab Suci Al-Quran kepada Lukman.
Pada acara tersebut hadir para santri yang kebanyakan berasal dari Indonesia, serta sejumlah jamaah haji Indonesia, di samping salah salah satu ulama Turki, Syekh Mahmud.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015