"Kami memang sudah merapatkan dan membicarakan segala kemungkinan yang bisa terjadi. Tapi untuk sementara ini orangutan masih dianggap aman di kandangnya yang sekarang," kata juru bicara BOSF Nico Hermanu di Balikpapan, Selasa malam.
BOSF saat in merehabilitasi dan mereintroduksi 209 individu orangutan (Pongo pgymaeus) dan 47 beruang madu (Helarctos malayanus).
Samboja Lestari berada di kawasan Km 44 Jalan Mulawarman, atau juga disebut Jalan Balikpapan-Samboja-Senipah. Jalan ini mengikuti pesisir timur Kalimantan dari selatan ke utara hingga Sangasanga, Kutai Kartanegara.
Di Km 44 itu BOSF memiliki gerbang untuk masuk ke arah barat ke fasilitas mereka yang berdiri di atas tanah seluas 1.852 hektare.
Di pusat rehabilitasi itu BOSF memiliki klinik untuk satwa, terutama orangutan, kantor, lodge, kandang-kandang, hingga lingkungan terbatas yang dibatasi parit berisi air sehingga disebut pulau tempat orangutan dilatih hidup liar kembali.
"Yang kami khawatirkan sekarang asap ini menyebabkan penyakit pada staf kami dan para orangutan yang ada di sini," kata Hermanu.
Api kembali mengamuk di hutan dan semak Samboja Lestari pada Selasa sore. Terjangan api kali ini sudah mencapai helipad, sebuah lapangan datar seluas sepertiga lapangan sepakbola sekitar 200 meter dari kantor BOSF.
Hingga Jumat lalu, sudah 200 hektare dari 1.800 hektare lahan Samboja Lestari terbakar.
Selain kantor, tak jauh dari situ juga ada gudang bahan bakar, dan sudah mendekati kandang-kandang orangutan.
Hingga Selasa malam, tim BOSF bersama tim Damkar Pertamina dan Manggala Agni sedang berupaya memadamkan api. Tim BPBD Kalimantan Timur juga turun kembali ke Samboja Lestari untuk membantu tim gabungan yang sudah ada di lokasi.
"Kami belum menghitung kerugian yang timbul akibat bencana ini," ujar Nico Hermanu.
Kawasan Samboja Lestari, 50 km utara Balikpapan, Kalimantan Timur, mulai terbakar Rabu 23/9. Padang semak dan pohon-pohon keras berusia sampai 15 tahun terbakar hebat dan menimbulkan asap tebal. Penyebab kebakaran, menurut Hermanu, belum diketahui.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015