Jenewa (ANTARA News) - Serangan udara diduga dilakukan sekutu pimpinan Arab Saudi di upacara pernikahan Yaman dilaporkan menewaskan setidak-tidaknya 130 warga, termasuk perempuan dan anak-anak, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa.
"Jika jumlahnya sebesar yang dilaporkan, itu mungkin kejadian tunggal paling mematikan sejak awal perang," kata juru bicara badan hak asasi manusia PBB, Rupert Colville.
Persekutuan Arab pimpinan Arab Saudi, yang melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Huthi pada akhir Maret untuk mendukung Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, berada di balik serangan di gedung pernikahan di Mokha, kata warga.
"Tingginya angka korban jiwa dari warga akibat serangan udara itu jelas didukung laporan bahwa kemarin, pesta pernikahan di Wahijah, Taizz, terkena serangan udara sekutu, menewaskan 130 warga, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak, serta melukai banyak warga lain," kata Colville.
"Petugas kami di Yaman berupaya memastikan laporan itu, termasuk rincian pasti jumlah korban," katanya.
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mengecam serangan udara tersebut.
"Setiap serangan dengan sengaja terhadap warga sipil dinilai sebagai pelanggaran serius hukum kemanusiaan internasional," kata Ban dalam sebuah pernyataan.
Bahkan, sebelum serangan tragis di pesta pernikahan itu, Colville mengeluhkan makin banyaknya warga sipil yang tewas dalam pertempuran di Yaman ditengah "meningkatnya serangan udara yang menyasar jembatan dan jalan raya".
Berdasarka atas data terbaru PBB, 151 warga tewas, termasuk 26 anak-anak dan 10 perempuan dalam pertempuran di Yaman antara 11 hingga 24 September.
Sebanyak 2.355 warga tewas dalam perang Yaman sejak akhir Maret, dan 4.862 orang lain cedera, kata Colville.
Ban mendesak semua pihak bertikai di Yaman "segera menghentikan gerakan militer dan memecahkan semua perbedaan melalui perundingan".
(S022/B002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015