Pekanbaru (ANTARA News) - Sejumlah maskapai di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menurunkan harga tiket karena lesunya minat pengguna tranportasi udara menyusul gangguan asap dari kebakaran hutan dan lahan yang sempat melumpuhkan aktivitas bandara.

Berdasarkan pantauan di sejumlah biro perjalanan di Pekanbaru, Selasa, mulai hari ini maskapai Citilink rute Pekanbaru-Jakarta dijual pada harga Rp644.000 per orang dan rute Pekanbaru-Batam Rp328.300 per orang.

Lalu Lion Air rute Pekanbaru-Jakarta pagi berharga Rp644.000 per orang, pada jam 17.00 WIB Rp589.000 per orang, tujuan Batam Rp347.000 per orang dan rute Pekanbaru-Medan Rp435.000 per orang,

Kemudian Batik Air hari ini jam 19.30 WIB tujuan Soekarno-Hatta, Banten Rp754.000 per orang, sedangkan rute baru tujuan Halim Perdanakusuma, Jakarta jam 16.00 berharga Rp754.000. Esok pada jam 15.45 WIB di harga Rp611.000 per orang dan pukul 19.30 berharga Rp567.000 per orang.

Maskapai pelat merah Garuda Indonesia tujuan Jakarta hari ini penuh, meski kurangi frekuensi terbang. Sedangkan esok rute Pekanbaru-Jakarta pukul 11.10 WIB, lalu jam 13.00 WIB, pukul 14.40 WIB, jam 16.40 WIB dan pukul 18.40 WIB dibuka pada harga Rp875.000 per orang.

"Sriwijaya tak ada penerbangan hari ini sampai Rabu (30/9). Ini pun dengan catatan kalau terbang semua baik ini hari atau esok karena asap membuat penerbangan tidak pasti," ucap pengawai travel, Rika.

Wendy Yolanda Pasaribu, Sekretaris Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (Astindo) Riau mengungkapkan, maskapai ramai-ramai mengurangi frekuensi penerbangan rute Pekanbaru dan merupakan solusi menguntungkan.

"Satu sisi, permintaan tiket masuki musim sepi. Sementara, asap saat ini selimuti bandara di Pekanbaru dan maskapai ramai-ramai kurangi terbang merupakan solusi untung," ujarnya.

Ia mengatakan, kabut asap melanda wilayah udara di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sejak awal September tahun ini maka terutama pagi hari, telah membuat tidak ada pesawat mendarat pada waktu itu di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II.

Akibat dari kondisi tersebut, rata-rata maskapai memiliki frekuensi terbang tergolong banyak seperti Garuda Indonesia tujuh kali sehari pulang pergi, terpaksa mengurangi frekuensi dengan memudurkan jadwal terbang menjadi siang hari di atas jam 12.00 WIB.

"Ini dilakukan agar delay tidak telalu panjang. AirAsia juga gitu, dimurdurkan ke sore hari penerbangan tujuan Bandung. Jadi, tidak ganggu rute penerbangan lain suatu maskapai," ucap Pasaribu.

Data Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyebut, setiap hari tidak kurang dari 66 kali pesawat terbang melakukan aktivitas landing atau pendaratan dan take off atau lepas landas.

Aktivitas penerbangan itu dilakukan 11 maskapai baik rute domestik dan internasional seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air dan Malindo Air.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015