Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan 10 penderita tuberculosis (TB) kebal obat di wilayah tersebut dan dimungkinkan jumlah tersebut belum menunjukkan kondisi sebenarnya.
"Kami sudah memantau dan mendapati ada 10 penderita tuberculosis (TB) kebal obat serta bagaimana kondisinya sekarang," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Selasa.
Dari 10 penderita TB kebal obat tersebut, dua di antaranya meninggal dunia, lima melanjutkan pengobatan intensif di Kota Yogyakarta, dua penderita berada di luar kota dan satu penderita belum mau melanjutkan pengobatan.
Endang mengatakan, penderita TB kebal obat yang tidak melakukan pengobatan sangat berpotensi menularkan penyakit yang dideritanya tersebut kepada masyarakat di sekitarnya.
"Penderita yang nantinya tertular akan langsung menjadi penderita TB kebal obat juga. Ini yang sangat berbahaya," katanya.
Endang berharap, masyarakat yang merasa memiliki gejala menderita TB segera memeriksakan diri ke puskesmas atau layanan kesehatan terdekat dan melakukan pengobatan secara rutin.
"TB adalah penyakit yang bisa disembuhkan asalkan penderita benar-benar berkomitmen untuk rutin mengonsumsi obat-obatan yang diberikan," katanya.
Penderita TB stadium awal mungkin disembuhkan apabila mengonsumsi obat selama enam bulan, sedangkan penderita TB kambuhan membutuhkan waktu hingga satu tahun dan TB kebal obat membutuhkan waktu lebih lama yaitu hingga dua tahun," katanya.
Selain menyerang paru-paru, bakteri TB juga bisa menyerang organ tubuh lain seperti usus, tulang hingga kulit. Di Kota Yogyakarta, juga ditemukan kasus TB pada anak yang mencapai enam hingga 10 persen dari total penderita.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, jumlah penderita TB mencapai sekitar 900 orang. "Selain TB kebal obat, tipe TB yang cukup inveksius adalah TB dengan dahak positif mengandung bakteri," katanya.
Sebagai apresiasi kepada penderita TB yang dinyatakan sembuh, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memberikan reward kepada penderita TB yang sudah berhasil sembuh berupa uang.
Pemberian reward dilakukan sejak 2008 berupa uang tunai sebesar Rp500.000 yang diberikan kepada penderita sebesar Rp300.000 dan sisanya kepada pendamping.
"Harapannya, nilai reward bisa lebih tinggi sehingga penderita dan pendamping pun akan lebih bersemangat untuk melakukan pengobatan," katanya.
Pada tahap pertama 2015, sudah ada sekitar 100 penderita yang memperoleh reward dan akan dilanjutkan dengan pemberian reward tahap kedua. "Kami masih melakukan pendataan. Reward akan diberikan kepada penderita yang dinyatakan benar-benar sembuh," katanya.
Di Kota Yogyakarta sudah ada 28 fasilitas pelayanan kesehatan yang bisa menangani TB yang terdiri dari 18 puskesmas, delapan rumah sakit dan dua klinik.
"Rencananya, ada tambahan satu rumah sakit dan satu klinik yang bisa memberikan pelayanan terhadap pasien TB," katanya.
Upaya yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh serta menjaga kondisi lingkungan agar tetap sehat.
"Upayakan agar rumah memiliki ventilasi yang baik dan sinar matahari bisa masuk sehingga bakteri-baktei itu mati," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015