Washington (ANTARA News) - Negara-negara yang bergantung kepada ekspor komoditas seperti logam atau minyak akan menghadapi tantangan pertumbuhan jangka panjang karena kejatuhan harga komoditas tersebut, kata Dana Moneter Internasional (IMF).
Menurut AFP, IMF mengatakan bahwa penurunan harga komoditas setelah "booming" pada tahun 2000-an saat ini pada siklus yang membuat produsen menderita. Setelah pendapatan mereka melonjak maka sekarang pendapatan menurun karena anjloknya harga-harga.
IMF mengatakan, dalam laporan baru World Economic Outlook, bahwa kemerosotan harga juga bisa mengakibatkan ke depan investasi di negara-negara produsen akan menurun, sehingga membatasi potensi pertumbuhan mereka.
IMF mengatakan banyak negara-negara pengekspor telah bersiap untuk menghadapi kemerosotan saat ini, dengan melakukan penghematan untuk persiapan menghadap pelambatan industri, dan membiarkan mata uang mereka menyesuaikan diri dengan pasar, sehingga dampaknya sedikit kurang keras.
Yang mereka hadapi, rata-rata, kehilangan sekitar 1,0 persentase poin pertumbuhan per tahun selama periode 2015-2017, dengan eksportir minyak dan gas terpukul jauh lebih keras, kata IMF.
Disebutkan beberapa pengeluaran domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi bisa membantu, tapi akan terbatas.
IMF menyarankan pemerintah harus fokus seperti pada banyak reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, termasuk membuka hambatan dan memperbaiki inefisiensi produksi.
"Para pembuat kebijakan harus realistis tentang potensi pertumbuhan di negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas," kata IMF, memperingatkan bahwa pelambatan ini "bahkan bisa lebih besar dari yang dialami di masa lalu."
(A026)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015