New York (ANTARA News) - Indeks harga saham Wall Street berakhir turun tajam pada Senin, mengikuti ekuitas di Eropa yang anjlog, setelah data industri buruk di Tiongkok makin tidak menggembirakan sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Menurut AFP, Dow Jones Industrial Average turun 312,78 poin (1,92 persen) menjadi ditutup pada 16.001,89.
Indeks berbasis luas S&P 500 lebih rendah 49,57 poin (2,57 persen) menjadi ditutup pada angka 1.881,77, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq anjlok 142,53 poin (3,04 persen) menjadi 4.543,97.
Kerugian menempatkan S&P 500 kembali dalam wilayah koreksi, yang didefinisikan sebagai kerugian sebesar 10 persen atau lebih besar dari yang paling tinggi baru-baru ini, pada Agustus.
Data pemerintah menunjukkan perusahaan-perusahaan industri penting Tiongkok mengalami penurunan keuntungan 8,8 persen pada Agustus dari setahun lalu -- karena terpukul oleh guncangan devalusai yuan bulan lalu, melemahnya permintaan dan jatuhnya harga saham.
Data lemah Tiongkok memukul harga komoditas utama seperti minyak dan tembaga, serta saham-saham perusahaan-perusahaan yang terkait minyak seperti ConocoPhillips turun 2,8 persen dan Schlumberger jatuh 4,8 persen serta produsen logam Freeport-McMoRan menukik 9,1 Persen.
Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities, mengatakan investor sedang merenungkan lebih dari dua pertanyaan penting tanpa resolusi segera: kapan ekonomi Tiongkok akan keluar dari kondisi terbawahnya dan kapan Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga.
Hal itu menambah kekhawatiran lainnya, termasuk potensi undang-undang untuk mengendalikan harga farmasi dan skandal emisi Volkswagen.
"Anda memiliki jalur paling resistensi yang lebih rendah sampai Anda memiliki beberapa jawaban atas pertanyaan besar itu," kata Hogan.
Valeant Pharmaceuticals International merosot 16,5 persen setelah anggota parlemen Demokrat di Kongres menyerukan surat perintah pengadilan untuk dokumen-dokumen dari perusahaan Kanada yang diduga terkait dengan kenaikan harga obat yang sangat besar tahun ini.
Bristol-Myers Squibb kehilangan 4,6 persen, anggota Dow Pfizer turun 3,4 persen dan Gilead Sciences tenggelam 5,3 persen.
Banyak saham teknologi mengalami penurunan, termasuk Amazon jatuh 3,7 persen, Facebook merosot 3,6 persen dan Netflix berkurang 2,7 persen.
Sementara saham yang menunjukkan kenaikan adalah raksasa aluminium Alcoa, yang melompat 5,7 persen karena berita perusahaan akan dipecah menjadi dua perusahaan.
Juga membukukan kenaikan saham Media General, yang naik 22,3 persen karena berita perusahaan itu menerima tawaran pembelian yang tidak diminta dari Nexstar Broadcasting Group senilai sekitar 4,1 miliar dolar AS. Nexstar merosot 2,3 persen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015