Alif bertekad memburu orang-orang yang telah menghilangkan nyawa kedua orang tuanya hingga mereka habis.
Lam ingin menyuarakan kebenaran pada masyarakat melalui tulisan-tulisannya yang berbasis fakta.
Sedangkan Mim, ingin mendalami ilmu agama dan mengabdi di pondok pesantren.
Sutradara Anggy Umbara menceritakan negeri dystopia yang bernama Indonesia pada tahun 2036 saat masyarakatnya intoleran terhadap ekstremis suatu agama.
Anggy tidak mentah menerjemahkan agama sebagai tameng dibalik kekerasan, melainkan dengan cukup panjang mengantarkan pada organisasi lainnya yang ingin membenahi dunia dengan cara menghancurkannya terlebih dulu.
Sekilas, organisasi yang digambarkan dalam film ini mirip dengan League of Shadows dalam trilogi Batman dari Christopher Nolan.
Mengenai pemilihan nama pada karakter utama film tersebut, Anggy mengaku mendapat ide cerita dari mimpi.
Ia pun menggambarkan filosofi nama ketiganya, bila dilihat dari bentuk huruf tersebut dalam bahasa Arab, sebagai api, angin dan air, lalu menerjemahkan dalam sifat ketiga karakter tersebut.
"Artinya bisa multitafsir," kata Anggy yang memulai debutnya sebagai sutradara melalui film "Mama Cake" beberapa tahun yang lalu.
Anggy dan kru-nya menjalankan 26 hari pengambilan gambar dengan persiapan sebelumnya selama tiga bulan.
Ia punya waktu selama dua bulan untuk memasukkan efek computer-generated imagery (CGI).
"CGI digarap di sini semua. Kami tidak ke luar (negeri)," tambah dia.
Ia bekerja sama dengan Cecep A Rahman sebagai koreografer bela diri dalam film berdurasi 125 menit ini.
Ia menggunakan teknik kamera berputar, yang sedikit membuat penonton kurang nyaman, untuk memperlihatkan adegan berkelahi.
Film action ini menggunakan alur yang lambat dan menekankan pada dialog antar tokohnya.
Alur yang lambat ini memungkinkan sang sutradara menyisakan kemungkinan lanjutan film tersebut, yang dijawab belum pasti oleh Anggy Umbara.
"Biar waktu yang menjawab," kata dia.
"3 (Tiga)" yang akan tayang mulai 1 Oktober 2015 juga menampilkan Donny Alamsyah, Prisia Nasution, Tika Bravani, Tanta Ginting, Teuku Rifnu Wikana dan Verdi Solaiman.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015