Insya Allah kami dan keluarga sudah ikhlas"

Malang (ANTARA News) - Kementerian Agama Kota Batu, Jawa Timur, mengkonfirmasi bahwa seorang jemaah asal kota itu bernama Junaedi bin Shahrudin (55) telah meninggal dunia akibat insiden desak-desakan di Mina, beberapa waktu lalu.

Kepala Kementrian Agama Kota Batu, Jamal, di Batu, Senin, menjelaskan bahwa Junaedi (55) merupakan jemaah asal Dusun Krajan, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu.

"Namun demikian, Kemenag masih mempelajari dan mencari informasi kronologis meninggalnya Junaedi. Kalau saya jelaskan sekarang takutnya malah salah dan keliru," kata Jamal.

Jamal mengatakan seharusnya memang tidak ada jemaah Indonesia yang melalui jalan dimana tragedi itu terjadi. Sebab, selain bukan jalannya, waktu itu juga bukan jadwalnya jemaah Indonesia melempar jumrah.

"Tadi istri Pak Junaedi sama anaknya ditemani Ketua Kloter 36, Arif Saifuddin, mencoba melihat ke rumah sakit, tapi belum bisa, karena belum buka. Dan, sekarang belum ada kabar lagi, apakah keluarga sudah memastikan melihat wajah korban atau belum," katanya.

Dengan meninggalnya Junaedi ini, berarti ada dua jemaah haji asal Batu yang meninggal di Tanah Suci, Susiani (meninggal karena sakit), dan Junaedi yang meninggal karena tragedi Mina.

"Mari kita sama-sama berdoa, semoga tidak ada lagi warga Batu yang meninggal saat menunaikan ibadah haji. Prosesi ibadah haji juga sudah selesai dan jemaah Indonesia secara bertahap juga akan kembali ke Tanah Air," ujarnya.

Sebelumnya, pihak keluarga mendapatkan kabar bahwa Juneadi bin Shahrudin meninggal dunia melalui pesan singkat dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ikhlas. Setelah mendapatkan pesan singkat, pihak keluarga memastikan lagi melalui siaran di televisi. Pada siaran televisi tersebut tertera nama Junaedi kloter 36 Embarkasi Surabaya.

Bahkan, Aidatul Rohman, anak Junaedi yang bekerja di Kementerian Agama Pusat, yang sedang bertugas di Mekkah juga berusaha mencari ayahnya. "Keluarga kehilangan kontak dengan Pak Junaedi saat hari Kamis (24/9) dan saat itu beliau mengabarkan, kalau besok melaksanakan prosesi ibadah haji terakhir," kata Gatot, adik ipar Junaedi.

Junaedi berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya, namun terpisah karena Junaedi adalah ketua regu dan saat itu ia mengantarkan jemaah yang sudah lanjut usia. "Insya Allah kami dan keluarga sudah ikhlas," ucap Gatot.

Selain menginformasikan jemaah haji asal Kota Batu yang meninggal akibat menjadi korban tragedi Mina, Kemenag Kota Batu juga menginformasikan adanya dua orang jemaah haji asal kota itu yang dikhabarkan hilang sejak Kamis (24/9). Mereka adalah suami istri, Mulyono dan Siti Aisyah, warga Jalan Melati, Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo.

Informasinya mereka belum kembali ke pemondokan hingga saat ini dan ketika dihubungi juga tidak bisa, namun Kemenag belum dapat menginformasikan lebih lanjut kondisinya, karena tim di lapangan terus mencari.

Muyono dan istrinya termasuk Kloter 36 bersama Junaedi dan seluruh jemaah haji Kota Batu. Petugas dari Kemenag Kota Batu yang terus menerus mencari ke seluruh rumah sakit ada lima orang, dibantu Kemenag RI, dan petugas Kemenag lainnya yang bertugas di Arab Saudi.

Rencananya jemaah haji Kota Batu akan kembali ke Tanah Air tanggal 14 Oktober, jika sampai batas penerbangan tersebut dan belum dapat ditemukan, maka mereka akan ditinggal karena tidak mungkin penerbangan dibatalkan.

"Namun demikian, sebagai penanggung jawab, Kemenag akan terus mencari Mulyono dan istrinya hingga ditemukan. Bahkan bila sakit, mereka akan dirawat dan ditunggui hingga sembuh dan bila memungkinkan untuk pulang, barulah jemaah haji diantarkan ke Indonesia," kata Jamal.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015