Tangerang (ANTARA News) - Keberadaan klinik di TPA Rawakucing, Kota Tangerang, Banten, tak hanya digunakan para petugas kebersihan dan pemulung saja tetapi juga warga sekitar.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Ivan Yudhianto di Tangerang, Senin, mengatakan, sejak diresmikan pada tanggal 11 September 2015 lalu, langsung diserbu warga untuk berobat.
Dalam sehari, tercatat ada 80 orang yang melakukan pengecekan kesehatan di klinik TPA Rawakucing. Padahal, klinik tersebut awalnya hanya untuk memberikan pelayanan kepada petugas kebersihan.
"Karena sekarang telah dimanfaatkan pula oleh warga setempat, maka itu jadwalnya akan kita tambah dari seminggu sehari menjadi dua kali dalam satu pekan," kata Ivan.
Saat ini, operasional Klinik TPA Rawakucing dibuka setiap hari Jumat mulai pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB.
Kedepannya, Klinik TPA Rawakucing yang memiliki ukuran 3x3 meter dengan fasilitas alat pengecekan kesehatan serta obat - obatan tersebut, juga akan dibuka pada hari Rabu.
Nantinya, dalam satu hari tersebut, ada satu dokter umum yang siaga untuk melayani petugas kebersihan, pemulung hingga warga yang akan berobat.
Dalam proses cek kesehatan, pihaknya tidak mengenakan biaya apapun. Semuanya diberikan secara gratis karena instruksi langsung dari Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.
Bahkan, bila nantinya ada warga yang harus mendapatkan penanganan khusus, maka akan diberikan rujukan ke RS.
"Untuk saat ini, penyakit yang diperiksa ke klinik TPA Rawakucing masih normal seperti gatal - gatal. Namun kita juga sudah kerjasama dengan Dinkes bila memang harus ada yang dirujuk," ujarnya.
Selain adanya klinik untuk pemeriksaan kesehatan, Pemkot Tangerang pun mendirikan Taman Pendidikan Al - Quran di lokasi yang sama.
Taman Pendidikan Al - Quran berukuran 4 x 3 meter tersebut, dilengkapi dengan kursi dan meja sekolah serta buku bacaan layaknya sekolah.
Hanya saja, lokasinya berada di kawasan TPA Rawakucing sehingga menyatu dengan rumah para pemulung dan tak terlihat.
Walaupun demikian, manfaat dari keberadaan Taman Pendidikan Al - Quran tersebut sangat membantu anak - anak para pemulung.
Sebab, setiap harinya ada kegiatan belajar mengajar serta pengajian dengan tenaga pengajarnya adalah pemulung setempat.
Sehingga, ketika orang tuanya bekerja memilah sampah, anak - anak pemulung menimba ilmu di Taman Pendidikan Al - Quran.
Sama dengan Klinik kesehatan, di Taman Pendidikan Al-Quran ini pun para pemulung tidak dikenakan biaya apapun.
Bahkan, Taman Pendidikan Al - Quran tersebut pun diminati oleh warga sekitar seperti warga Desa Kedaung Baru dan Kedaung Wetan yang menitipkan anaknya untuk mengenyam pendidikan islam.
"Seperti Klinik, awalnya kita buat untuk petugas kebersihan tetapi diminati warga. Kini, taman pendidikan Al - Quran pun banyak diikuti anak-anak lainnya," tambah Marsan, Kepala TPA Rawakucing.
Wajah baru TPA Rawa Kucing seluas 34,8 hektar di Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, ini dirintis sejak 2014.
Terobosan dengan teknologi ramah lingkungan, telah menjadikan TPA bisa jadi tempat wisata sekaligus tempat belajar mengolah sampah yang ramah lingkungan.
Keberadaan TPA Rawa Kucing di Kota Tangerang menjadi bukti bahwa TPA yang penuh timbunan sampah warga selalu identik dengan bau busuk dan segala hal menjijikkan lainnya, hanyalah mitos.
TPA yang berada tidak jauh dari permukiman warga, telah bersolek menjadi tempat wisata edukasi pengelolaan sampah.
Dengan jalan setapak dari bata beton (paving block) selebar 1--1,5 meter membelah taman yang dilengkapi 50 jenis tanaman, termasuk pohon keras, pohon pelindung, juga tanaman hias menjadi keunikan sendiri di TPA. Belum lagi keberadaan kolam ikan berukuran 40 meterx60 meter melengkapi keasrian TPA.
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015