Denpasar (ANTARA News) - Puluhan wisatawan mancanegara berbaur dengan masyarakat Bali ikut ambil bagian dalam prosesi ritual penyucian diri (melukat) pada 30 buah pancuran yang berderet di tepi kolam kawasan suci Pura Tirta Empul, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar.
"Objek wisata Tirta Empul hampir setiap hari dipadati masyarakat setempat untuk melaksanakan prosesi ritual, lebih-lebih pada hari baik seperti purnama dan tilem (bulan mati)," tutur Made Suarjana, salah seorang tokoh masyarakat setempat, Senin.
Pada hari Purname Kapat yang jatuh pada hari Senin (28/9) bertepatan dengan pelaksanaan ritual piodalan di Pura Tirta Empul dihadiri umat Hindu dari desa-desa di sekitarnya.
Masyarakat setempat melakukan persiapan ritual tersebut sejak beberapa hari terakhir. Meskipun demikian masyarakat dan wisman yang melakukan prosesi "melukat" tetap berlangsung seperti biasa.
"Masyarakat sengaja memilih hari baik, karena selain untuk melukat sekaligus melakukan persembahyangan di Pura Tirta Empul yang bersebelahan dengan Istana Kepresidenan Tampaksiring," ujar Made Suarjana.
Pelancong dari berbagai negara, termasuk dari India membaur dengan umat Hindu yang melakukan mandi, setelah sebelumnya mempersembahkan sesajen di pancoran sumber air suci yang ada di sana.
Orang asing banyak yang ingin tahu dan merasakan apa yang menjadi kegiatan masyarakat setempat, seperti mandi di tempat-tempat suci di Tirta Empul, bahkan banyak juga ingin tahu menikmati dengan meminum air suci (tirta) di Pura tersebut maupun di tempat suci lainnya.
Kawasan suci Tirta Empul, Tampaksiring sekitar 65 km timur Denpasar memiliki sekitar 30 pancuran yang airnya mengalir jernih tidak pernah henti itu, bermuara ke Sungai Pekerisan untuk mengairi ribuan hektare lahan persawahan yang berhilir di Pantai Lebih dan Pantai Keramas, Kabupaten Gianyar.
Keindahan panorama alam yang serasi dengan lingkungan sekitarnya yang menghijau dan lestari menjadikan objek wisata Tirta Empul sebagai objek wisata yang cukup menarik.
Air pancuran yang mengalir jernih dan besar itulah tempat wisman dan umat menyucikan diri dengan cara mandi dan keramas pada 30 pancuran yang berpindah-pindah dari satu pancoran ke pancoran lainnya.
Umat yang membludak dari berbagai desa di Bali, termasuk wisman pada hari-hari baik mengikuti antrian untuk menyucikan diri secara tertib dan lancar.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015