Sekarang ada sekitar 6.000 tenaga kerja yang sudah bekerja di proyek EPC I
Bojonegoro (ANTARA News) - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menyatakan produksi minyak Blok di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang sekarang ini berkisar 80.000-83.000 barel/hari, akan mulai meningkat pada Oktober.
"Produksi minyak Blok Cepu masih stabil berkisar 80.000-83.000 ribu barel/hari. Kemungkinan akan mulai meningkat Oktober, hingga mencapai produksi puncak (205 ribu barel/hari) akhir 2015," kata "Vice President Public and Government Affairs" ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto, di Bojonegoro, Jumat.
Ia menjelaskan pekerjaan proyek engineering, procurement, and construction (EPC) I proyek Banyu Urip Blok Cepu, di Kecamatan Gayam yang sempat terganggu, karena ada kerusuhan tenaga kerja, sudah normal kembali.
"Sekarang ada sekitar 6.000 tenaga kerja yang sudah bekerja di proyek EPC I," katanya, menegaskan.
Ia menambahkan kejadian amuk masa di EPC I tidak mengganggu pengeboran sumur minyak di lapangan Banyu Urip Blok Cepu.
"Proyek EPC I sekarang ini sudah terealisasi sekitar 93 prosen," jelas dia.
Mengenai pengeboran sumur minyak BloK Cepu, lanjutnya, tidak ada masalah, karena dalam kerusuhan tenaga kerja yang terjadi tidak menimbulkan kerusakan terhadap fasilitas pemrosesan proyek Banyu Urip.
Direktur Pengamanan Obyek Vital (Pamobvit) Polda Jawa Timur, Kombes Yoyok Subagyono, sebelumnya, kondisi keamanan di proyek EPC I di Kecamatan Gayam, sudah kondusif.
Meski demikian, katanya, pengamanan tetap dilakukan dengan melibatkan keamanan internal baik di luar maupun di dalam proyek.
Apalagi, menurut dia, berakhirnya proyek EPC I, akan memunculkan kerawanan, disebabkan banyak tenaga kerja yang akan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"PHK tenaga kerja yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu juga memunculkan unjuk rasa," ucapnya.
Namun, katanya, pihaknya mengantisipai kerawanan yang terjadi dengan melakukan pendekatan kepada sekitar 150 tenaga kerja yang terkena PHK.
"Kami terus mengawal proses PHK tenaga kerja proyek Blok Cepu agar tidak memunculkan kerawanan yang bisa menimbulkan kerusuhan," tambahnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015