Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa pernyataan Ketua Bank Sentral AS (the Fed) Janet Yellen terkait suku bunga acuannya yang membuat bingung pasar menjadi salah satu pemicu indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami tekanan.
"Pidato Janet Yellen masih membingungkan pasar, itu salah satu faktor penurunan IHSG," kata Direktur Pengawasan BEI Hamdi Hassyarbini di Jakarta, Jumat.
Selain itu, lanjut dia, kondisi nilai tukar rupiah yang masih berada dalam tren penurunan terhadap dolar AS menambah kekhawatiran pelaku pasar saham di dalam negeri. Komponen biaya dolar AS bagi perusahaan di Indonesia yang masih cukup besar dikhawatirkan akan memperlambat kinerja emiten ke depannya.
"Terdepresiasinya rupiah, otomatis akan mempengaruhi kinerja emiten," ucapnya.
Kendati demikian, Hamdi Hassyarbini mengatakan bahwa dalam menahan penurunan IHSG BEI lebih dalam pihaknya sudah mengantisipasi dengan beberapa kebijakan yakni mengubah aturan batas bawah "auto rejection" di sistem perdagangan efek menjadi sebesar 10 persen.
"Auto Rejection" merupakan penolakan secara otomatis oleh sistem perdagangan saham yang dimiliki oleh BEI terhadap penawaran jual dan atau permintaan beli efek bersifat ekuitas akibat dilampauinya batasan harga atau jumlah efek bersifat ekuitas yang ditetapkan oleh BEI.
Kemudian, lanjut dia, saat ini BEI bersama dengan regulator pasar modal lainnya juga sedang membahas mengenai pelonggaran transaksi marjin efek, kebijakan itu diharapkan dapat menahan tekanan lebih dalam. Transaksi marjin merupakan transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan efek atau broker.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan bahwa beberapa kebijakan sudah dikeluarkan oleh regulator dalam rangka menahan penurunan IHSG BEI lebih dalam.
"Kebijakan untuk pembelian kembali atau buyback saham tanpa RUPS sudah dibuka, masing-masing pihak mungkin masih sedang melakukan perhitungan untuk memanfaatkan kebijakan itu. Emiten masih wait and see apakah harga sahamnya sudah berada dalam level batas bawah atau belum," ujarnya.
Menurut dia, meski kebijakan-kebijakan sudah dikeluarkan, pelaku pasar juga mengantisipasi kondisi global yang sentimennya masih cenderung negatif. Namun, dirinya yakin kebijakan yang telah dikeluarkan itu akan direspon positif pasar.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015