Solo (ANTARA News) - Sebanyak 10 klenteng di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan ikut tampil memeriahkan kirab Dewa Bumi (Fu De Zheng Shen), Minggu (27/9) di Solo, acara ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Raya Tiong Ciu atau perayaan pertengahan musim gugur.
Rangkaian kegiatan peringatan Hari Raya Tiong Ciu dimulai dengan upacara dan sembahyang yang diikuti umat Konghucu pada Sabtu (26/9), kata Ketua Panitia Kirab Dewa Bumi, Cakra Wibawa kepada wartawan di Solo, Jumat.
"Ya untuk puncak perayaannya akan jatuh pada bulan 8 tanggal 15 Imlek, atau hari Minggu 27 September 2015 dengan digelar kirab Dewa Bumi," katanya.
Ia mengatakan ada ratusan peserta yang akan mengikuti kirab Dewa Bumi. Peserta kirab terdiri atas pasukan pengibar bendera merah putih (Paskibra), drumband dan naga doreng, pokdarwis, Solo Batik Carnival (SBC), dan 10 klenteng dari beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sepuluh klenteng tersebut di antaranya Klenteng Ke Mei Li Gubug, Klenteng Tjoe Hwie Kiong Rembang, Klenteng Kwan Seng Boen Semarang, Klenteng Ageng Asih Semarang, Klenteng Xiu Fa Thang Salatiga, Klenteng Po An Kiong Solo, Klenteng Lien Hwa Sie Semarang, Klenteng Cen Fo Zong Solo, Klenteng Hong San Kiong Gudo, dan Klenteng Gunung Kalong Ungaran.
Dewa Bumi, dua pengawalnya, dan penjaga bumi bakal turut diarak. Rute kirab mulai Klenteng Tien Kok Sie kemudian Jl. Jenderal Sudirman- Jl. Ronggowarsito- Jl. Keprabon Kulon- Jl. Slamet Riyadi- lewat PGS berbelok ke Jl. Kapten Mulyadi- Jl. R.E. Martadinata dan berbelok ke Jl. Cut Nyak Din- Jl. Ir. Juanda- Jl. Urip Sumoharjo dan kembali ke Klenteng Tien Kok Sie.
Humas Klenteng Tien Kok Sie, Lian Hong Siang menerangkan perayaan pertengahan musim gugur telah dilakukan sejak Tiongkok purba. Negeri Tiongkok adalah negara ageraris yang masyarakatnya dekat dengan alam, sehingga banyak perayaan yang berhubungan dengan alam. Perayaan ini biasanya juga dilakukan bersamaan dengan perayaan berakhirnya panen raya.
Perayaan ini, ditujukan kepada Hok Tik Cing Sin (Dewa Bumi), sebagai ucapan syukur atas panen raya. Dewa Bumi dianggap sebagai Dewa pelindung para petani, lantaran menyangkut langsung dengan kehidupan para petani. Pemujaan Dewa Bumi ini merupakan gabungan dari pemujaan terhadap Dewa pengairan sawah, Dewa hama, Dewa penunggu rumah, dan Dewa Bumi tempat semua berpijak.
"Perayaan ini sebagai wujud rasa terima kasih kepada bumi yang menjadi sumber kemakmuran bagi masyarakat. Sebelum kirab diberangkatkan, nanti umat Klenteng Tien Kok Sie, melakukan puja bakti," katanya.
Pewarta: Joko Widodo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015