London (ANTARA News) - Utusan Khusus Indonesia pada International Maritime Organization (IMO), Laksamana TNI (Purnawirawan) Dr Marsetio, mengatakan, stabilitas keamanan maritim Indonesia menjadi salah satu kunci penting stabilitas keamanan Asia Pasifik.


Satu hal pokok penyebabnya adalah dengan posisi geografis Indonesia sebagai negara maritim.

Marsetio menyatakan itu dalam presentasi bertemakan "Mengembalikan Kejayaan Maritim Bangsa Indonesia melalui Poros Maritim Dunia", di hadapan masyarakat Indonesia dan kepala perwakilan Bank serta BKPM para staf Kedutaan Besar Indonesia di London, PPI London, Kamis.


Dikatakan mantan kepala staf TNI AL (periode 2012-2014) itu, Indonesia juga harus tetap antisipatif terhadap segala bentuk ancaman pemanfaatan sumber daya alam oleh pihak asing, yang akan merugikan kepentingan nasional.


Oleh sebabnya, katanya, Indonesia harus memiliki kekuatan TNI AL yang berkemampuan menjaga sumber kekayaan alam laut di seluruh wilayah yurisdiksi nasional Indonesia secara baik, sesuai aturan nasional maupun internasional yang telah diratifikasi.


Dia mengadakan kunjungan kerja ke London pada 20-25 September guna melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal IMO, Koji Sekimizu, dalam rangka pencalonan kembali Indonesia sebagai anggota Dewan IMO.


Dalam paparannya, Marsetio menyebutkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yaitu 5,8 juta kilometer persegi sebagaimana diakui UN Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.


Dengan wilayah perairan yang demikian luas , maka sangatlah pantas bila Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) kelautan sangat besar, baik SDA hayati maupjn SDA non hayati.


TNI AL, dalam peran diplomasi internasional, telah dua kali menggelar simposium internasional kemaritiman. Marsetio menggagas pertama kali pada 2013. Belum lagi latihan bersama angkatan laut lingkar Asia Pasifik, baik yang rutin ataupun di luar rutin.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015