"Saya sudah enam bulan tinggal di Indonesia tepatnya di Cisarua, Bogor. Negara ini indah orangnya baik dan yang terpenting aman tidak seperti di negara saya yang kerap terjadi kekacauan seperti perang saudara dan miskin," kata salah seorang imigran gelap asal Bangladesh, M Jahan Gir Hussain kepada Antara di Sukabumi, Rabu.
Menurut dia, jika diizinkan oleh Pemerintah Indonesia, dirinya sangat ingin sekali tinggal di Indonesia dan siap menjadi apapun seperti menjadi petani karena di negara asalnya ia merupakan petani.
Namun, dirinya tidak ingin kembali ke Bangladesh karena takut akan peperangan, maka dari itu ia lebih nekat menyeberang ke Australia melalui perairan laut Cianjur.
Selain itu, ia fasih berbahasa Indonesia karena lebih lama tinggal di Indonesia seperti di Cisarua selama enam bulan dibandingkan tinggal di Thailand maupun Malaysia yang masing-masing hanya tiga hari. "Saya lebih baik tinggal di Indonesia seperti ini dari pada pulang lagi ke Bangladesh," ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak 18 imigran gelap dari tiga negara dengan rincian 14 orang asal Bangladesh dan masing-masing dua orang dari Pakistan dan India ditemukan terdampar di perairan laut Cianjur.
Mareka kemudian diamankan oleh petugas kepolisian Polsek Cidaun pada pukul 02.00 WIB, Rabu, (23/9) yang kemudian diserahkan kepada pihak Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi sekitar pukul 20.00 WIB .
"Untuk nasib belasan imigran gelap ini kami masih berkoordinasi dengan pihak International Organization for Migration (IOM) karena hanya tiga orang saja yang memegang surat dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, Firlianto Akbar.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015