"Potensi kontribusi lahan rawa terhadap produksi beras nasional sekitar 14 persen atau 6-8 juta ton," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Muhammad Syakir saat konferensi pers di Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tentang "Rawa sebagai Lumbung Pangan di Musim Kemarau", Jakarta Selatan, Rabu.
Ia mengatakan lahan rawa dapat ditanami varietas padi inpara seperti inpara 2, inpara 3 dan inpara 4 yang dapat menghasilkan lebih dari 6-7 ton jika didampingi oleh Balitbang sehingga pengelolaan lahan rawa optimal.
Ia mengatakan saat kekeringan melanda akibat pengaruh El nino, rawa dapat berpotensi menjadi lumbung pangan.
Ia mengatakan selama ini produksi padi nasional bertumpu pada ekosistem padi sawah, irigasi dan tadah hujan.
Padahal, ketersediaan lahan tersebut semakin terbatas dan diprediksi kalau hanya bertumpu ke padi sawah saja maka tidak mampu menopang laju permintaan yang semakin besar ke depan akibat laju pertambahan jumlah penduduk.
Oleh karena itu, pihaknya sekarang mempersiapkan dan memperlebar ekosistem pemgembangan lahan padi yaitu padi tahan di musim kering, salah satunya padi inpara.
"Padi rawa di lahan rawa yang sekarng ini kita akan optimalkan fungsinya," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mendorong pengembangan lahan rawa ke depan. Lahan rawa dinilai mampu menyuplai kebutuhan beras dan menjadi penyuplai padi saat musim kemarau menimpa tanaman padi sawah yang berdampak pada produktivitas menurun.
"Ada tekanan yang musim kemarau panjang yang disebut El nino. Oleh karena itu, ekosistem rawa ini bisa menyelamatkan, yang bisa menopang yang bisa mensubstitusi akibat kekurangan produksi kita," ujarnya.
Akibat musim kemarau, padi sawah mengalsmi kekurangan air sehingga produksinya berkurang.
Pada saat iklim normal, Indonesia memiliki laham rawa seluas 564.200 hektare (ha), sementara saat musim kemarau terjadi potensi penambahan lahan rawa seluas 237.700 ha karena genangan air surut.
Dengan demikian, total lahan rawa yang bisa ditanami padi seluas 801.900 ha.
"Kekurangan suplai kita terganggu suplai kita di bulan Juli-September bisa ditutupi oleh suplai padi rawa karena di situ potensi terbesarnya pemanfaatan luas area pada padi rawa pada Juli-September," katanya.
Ia mengatakan kekurangan suplai padi sawah bisa ditutupi dengan pengelolaan padi rawa.
"Kita menyiapkan lahan (rawa lebak) ini untuk menutupi kekurangan produktivitas padi sawah," tuturnya.
Ia mengatakan padi rawa dapat menjadi salah satu solusi suplai padi secara berkelanjutan terutama saat musim kemarau terjadi.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015