"Saya pengen sekali ngajar, tapi susah mengatur waktunya kan saya juga punya anggota (batalyon) dan juga punya keluarga yang harus diperhatikan," kata Annisa saat ditemui di Senayan City, Jakarta, pada Kamis.
Setelah suaminya, Agus Harimurti, dipromosikan menjadi Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning, Tangerang, kesibukan Annisa bertambah padat sehingga sulit membagi waktu antara untuk keluarga, yayasan Tungga Dewi yang dipimpinnya dan kegiatan sebagai istri TNI.
Annisa mengaku, selama menjadi asisten guru, banyak pelajaran yang didapatnya soal dunia pendidikan.
"Di AS saya mengajar secara suka rela di sekolah Almira kira-kira seminggu sekali. Di AS rasio pengajar dan murid 1:20 masih dirasa kurang, makanya mereka masih butuh banyak asisten. Dan saya mengambil kesempatan itu. Para orang tua kalau mau volunteer di kelas anaknya sendiri kemudian bisa membantu di perpustakaan atau di kelas, tapi saya lebih memilih di kelas karena bisa mengajari mereka baca kemudian membaca bersama dan membantu gurunya," kata dia.
Menurutnya, fasilitas pendidikan di Indonesia jauh tertinggal dibanding sekolah negeri di pelosok AS sekalipun.
"Sedih sih kalau melihat perbandingan fasilitas sekolah di sini dan si AS, saya itu di AS tinggalnya di kampung, di Leavenworth, Kansas, tapi di AS ada standar minimal untuk SD, SMP, SMA. Di sana anak saya sekolah di public school setara sekolah negeri di sini. Ibaratnya orang-orang yang enggak mampu juga ada di sekolah itu tapi fasilitasnya sama seperti sekolah internasional di sini dan itu hitungannya public school yang paling biasa di kota itu padahal ada public school yang lebih bagus lagi yang ada teaternya dan sebagainya," kata dia.
Setelah pulang ke Tanah Air, Annisa mengatakan tekadnya untuk mengabdi pada negara.
"Pendidikan itu salah satu pilar utama pengembangan kualitas hidup manusia dengan pendidikan yang baik maka akan mampu meningkatkan kualitas hidup manusia. Kalau kualitas pendiikan enggak baik, mau dibawa ke mana Indonesia kedepan ini, apalagi sekarang jumlah anak usia sekolah 5-18 tahun menduduki porsi terbesar. Data 2014, di Indonesia anak usia 5-18 adalah populasi terbesar penduduk Indonesia. Mereka ini yang akan meneruskan bangsa kita kalau tidak kita kasih pendidikan yang baik, kedepan Indonesia siapa yang pegang?" katanya.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015