Dia telah meresmikan pembangunan kembali tempat ibadah dan toko yang telah selesai dibangun saat melakukan kunjungan kerja ke Tolikara, Rabu.
Pembangunan kembali bangunan yang rusak menghabiskan dana Rp15 miliar yang terdiri dari pembangunan mushola satu miliar rupiah, pembangunan 77 toko Rp10 miliar sedangkan biaya operasional empat miliar rupiah.
Dana pembangunan berasal dari pemerintah pusat, Pemda Provinsi Papua, Pemkab Tolikara, organisasi bahkan dari perorangan.
Pada kesempatan tersebut Khofifah sempat melihat deretan ruko yang nantinya akan dipakai para korban kerusuhan dan ditambah warga lainnya. Dia sempat memeluk seorang wanita yang menghuni toko nomor 20-C bernama Dina.
Dina mengaku bingung untuk mulai berjualan sayur mayur karena belum ada modal usaha dan untuk itu pemerintah ingin membantu untuk modal awal usaha.
Kepada wartawan usai peresmian Khofifah mengatakan dengan selesainya rekonstruksi kerusakan kerusuhan Tolikara, Pemerintah ingin Tolikara lebih baik kedepannya.
Untuk menjaga kerukukana antarumat beragama, Mensos meminta para tokoh agama untuk meningkatkan komunikasi agar tidak saling mencurigai.
"Kalau perlu, diadakan minum teh bersama. Misalnya minggu ini di rumah pendeta dan minggu beikutinya di rumah ustadz," katanya menegaskan.
Kerusuhan Tolikara terjadi 17 Juli 2015 saat warga Muslim mengelar Shalat Idul Fitri. Massa memperotes pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di halaman Koramil Karubaga.
Akibat kerusuhan itu, satu warga tewas sedangkan 11 warga mengalami luka tembak.
Musholla dan puluhan ruko terbakar akibat kejadian itu.
Polda Papua telah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini dan mereka telah diserahkan ke kejaksaan untuk selanjutnya dilimpahkan ke pengadilan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015