Jakarta (ANTARA News) - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) akan bertemu dengan Mahaka Sports and Entertainment untuk menindaklanjuti tuntutan suporter Surabaya Bonek 1927 terkait penggunaan nama Persebaya oleh klub lain dalam Piala Presiden.
"Saya berharap (pertemuan) besok sih, atau Jumat. Saya sudah kontak Mahaka," kata Sekretaris Jenderal BOPI Heru Nugroho di Jakarta, Selasa sore.
Menurut dia, koordinasi antara BOPI dengan Mahaka sangat penting demi membahas kelanjutan penyelenggaraan Piala Presiden mengingat salah satu klub yang lolos babak delapan besar turnamen ini, yakni Persebaya United, menggunakan nama yang sudah dipatenkan Persebaya 1927.
Heru mengaku sudah meminta keterangan dari Dirjen Kekayaan Hak Intelektual (HKI) Kemenkumham terkait status hukum merek "Persebaya" itu.
"Saya sudah dapat klarifikasi dari HKI bahwa nama Persebaya' dimiliki oleh PT Persebaya Indonesia. Pihak lain tidak boleh menggunakan itu dan harus minta izin," tegas dia.
Berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, PT Persebaya Indonesia sebagai pihak yang mendaftarkan hak paten atas substansi nama "Persebaya" mendapatkan perlindungan hukum untuk merek tersebut selama sepuluh tahun.
Sebagai jalan keluar atas masalah ini Heru menyarankankan klub Persebaya United berganti nama.
"Tapi apakah pihak Persebaya United mau atau tidak itu? Kita lihat nanti. Dalam waktu dekat kami dan Mahaka akan bersama-sama mencari solusi terutama buat turnamennya dulu. Jangan sampai turnamen terhenti hanya karena persoalan salah satu klub," kata dia.
Pimpinan suporter Bonek 1927 Andie Peci mendesak Kemenpora melarang penggunaan nama dan logo Persebaya dalam Piala Presiden.
"Kami meminta Menpora mengeluarkan surat larangan terhadap pihak yang menggunakan nama dan logo Persebaya di turnamen apa pun," kata dia.
Pewarta: Yashinta Difa P.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015