Saya dulu calo tiket di Terminal Terboyo...."
Semarang (ANTARA News) - Supriyadi adalah seorang politikus yang cukup disegani di Kota Semarang, apalagi dengan jabatannya sekarang ini sebagai Ketua DPRD Kota Semarang.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa sosok pria kelahiran Semarang, 5 mei 1971, ternyata merintis kariernya benar-benar dari bawah, yakni terminal.
"Saya dulu calo tiket di Terminal Terboyo. Setelah lulus SMA, saya ke terminal, tahun 1989, sempat jadi mandor bus PO Jawa Indah perwakilan Semarang juga," kata ayah dari Azalea Anggita Zahra, Syifa Salsabila Zahra, dan Ganapatih Delta Argani itu di Semarang, Senin malam.
Lek Di, panggilan akrab Supriyadi, menceritakan awal kariernya di dunia politik sebagai Ketua Anak Ranting PDI Perjuangan Kelurahan Bulu Lor, mulai 1997-2000.
Setelah itu, suami dari Iin Indriawati Dewi Mayasari itu menjabat sebagai Wakil Ketua PAC PDI Perjuangan Semarang Utara sampai 2005, kemudian Sekretaris DPC Kota Semarang, hingga Wakil Ketua DPC Bidang Pemenangan Pemilu di partai yang sama.
Kehidupan terminal yang dikenal keras mengasah mental Lek Di dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia politik sehingga kini menjadi sosok yang memegang kepemimpinan legislatif.
Di legislatif, kiprah Lek Di sebagai wakil rakyat sejak terpilih pada Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota semarang 2009. Pada saat itu dia dipercaya sebagai Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang.
"Sempat saya jadi Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di legislatif, kemudian jadi Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, dan sekarang jadi ketua," kata sosok yang dikenal humoris itu.
Perjalanan karier pria yang memiliki hobi olahraga yang benar-benar dirintis dari bawah itu rupanya menarik Ganjar Triadi Budi Kusuma untuk menulisnya dalam sebuah buku biografi.
Rencananya, buku biografi berjudul "Dari Terminal ke Gedung Dewan: Kisah Seorang Marhaenis Sejati" setebal 91 halaman itu akan diluncurkan pada hari Selasa, (22/9), bertepatan dengan ulang tahun perkawinannya dengan memilih lokasi di Terminal Terboyo Semarang.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015