"Saat ini mereka tengah melakukan pemeriksaan untuk melihat apakah ada keterkaitan, melihat atau mengetahui atau bahkan berhubungan dengan perkara," kata Suharsono di Mabes Polri, Jakarta, Senin,
Polisi masih menunggu informasi dari PNG ini, sedangkan WNI yang telah kembali lebih memilih diam kepada penyidik dan keluarga sehingga polisi tidak mendapatkan informasi rinci dari mereka.
"Meski demikian kita terus berupaya mendekatkan diri kepada mereka untuk mengetahui lebih dalam siapa dan motif pelaku melakukan penyanderaan," kata dia.
Dia mengatakan keduanya sehat meski pada saat ditemukan dalam kondisi lemas karena diajak berjalancukup jauh dan konsumsi makanan yang mungkin tidak cocok dengan selera kedua WNI ini.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Luhut Panjaitan mengatakan penyandera WNI di PNG bukan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Ini murni tindakan kriminal bersenjata," kata Luhut, lalu menegaskan kedua WNI yang ditawan bukan anggota intelijen.
Sabtu (12/9), Konsulat Republik Indonesia di Vanimo ibu kota Provinsi Sandaun, Papua Nugini, menyatakan Sudirman (28) dan Badar (30) ditahan orang tak dikenal di Kampung Skoutio, Provinsi Sandaun, Papua Nugini.
Mereka ditangkap oleh kelompok bersenjata pada Rabu (9/9) saat sedang memotong kayu di Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Kerom, Provinsi Papua, daerah perbatasan Indonesia-PNG yang dapat ditempuh selama tiga jam berjalan kaki dari Kampung Skoutio.
Keterangan ini dipastikan oleh tentara PNG.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian menyebut penculikan dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan "JP". Kelompok ini juga menembak Kuba, rekan Sudirman dan Badar.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015