Beijing (ANTARA News) - Surat kabar yang menjadi corong Partai Komunis, Tiongkok, mengecam ulah konglomerat Hong Kong Li Ka-shing karena telah menjual asset-assetnya di Tiongkok daratan justru ketika perekonomian terbesar kedua di dunia itu sedang ditimpa gelombang.
Usahawan berusia 87 tahun berjuluk Superman karena ketajaman insting bisnisnya ini telah melepas investasinya pada sektor properti besar di Tiongkok setelah menanamkan modalnya secara besar-besaran di sana pada 1990-an.
Langkahnya yang berbarengan dengan penjualan asset-assetnya di Hong Kong itu memunculkan spekulasi bahwa orang paling kaya di Asia itu kehilangan kepercayaannya kepada Tiongkok Raya.
"Modal itu tidak berbatas, sedangkan pengusaha punya kerajaannya sendiri," tulis Harian Rakyat mengkritik patriotisme Li Ka-Shing.
Pembukaan pasar lebar-lebar dan kebijakan-kebijakan menguntungkan investor yang ditempuh Tiongkok menjadi kunci keberhasilan Li namun dia kini malah meninggalkan pihak yang memberinya keuntungan.
"Kita tidak perlu khawatir para investor akan mengikuti langkah Li Ka-shing," kata Harian Rakyat sembari menunjuk penguasaan 12 persen ekonomi dunia oleh Tiongkok.
"Yang kita bisa lakukan adalah tidak merendahkan martabat dengan membujuk dia tinggal atau menarik insentif semata karena kemarahan, namun membangun negeri dengan lebih baik demi membuat menghapus sesal di kemudian hari," sambung Harian Rakyat seperti dikutip AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015