"Dahulu (Pilkada Surabaya 2010) pun sudah banyak kampanye negatif, tapi kalau Tuhan sudah menakdirkan menang, mau gimana lagi," katanya di sela mengikuti rapat koordinasi bersama Tim Kampanye Risma-Whisnu di salah satu hotel di Surabaya, Minggu.
Risma mengatakan saat dirinya maju sebagai cawali di Pilkada Surabaya 2010 bersama cawawali Bambang Dwi Hartono, banyak sekali serangan dari sana-sini. "Bahkan saya mau dijebak," ujarnya.
Saat ditanya apakah dirinya masih perlu kampanye mengingat sebagai calon petahana sudah banyak berkiprah di Surabaya, Risma mengatakan kampanye tetap diperlukan.
Meski popularitasnya sudah tinggi, tapi Risma tidak mau meremehkan lawannya yang diusung PAN dan Demokrat yakni Rasiyo-Lucy.
"Kampanye yo perlu rek. Ada-ada saja," katanya.
Mengenai strategi pemenangan, Risma menyerahkan sepenuhnya kepada kepada tim suksesnya. "Tim sukses sudah merencanakan dengan baik. Tim sukses yang tahu pemetaannya," ujarnya.
Adapun pesan yang akan disampaikan Risma kepada penjabat Wali Kota Surabaya pada saat dirinya mengakhiri masa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya pada 28 September 2015 akan disampaikan kepada wartawan dalam waktu dekat.
"Nanti saya dan mas Whisnu akan sampaikan apa saja yang belum saya kerjakan di Kota Surabaya ini. Ini menyangkut hajat hidup masyarakat Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kampanye Pasangan Risma-Whisnu Syaifudin Zuhri mengatakan rapat koordinasi kali ini adalah rapat membahas persiapan pemenangan lanjutan yang akan dikondisikan dimulai dari tingkat Rukun Warga (RW) sampai tingkat pusat.
"Ini juga untuk membahas bagaimana strategi pemenangan," katanya.
Hal sama juga dikatakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono. Hingga saat ini, pihaknya masih berpikiran positif tahapan pilkada berjalan lancar.
"Pada tanggal 24 September akan dilakukan penetapan calon secara lancar begitu juga pada 25 September pengambilan nomor. Rapat koordinasi hari ini mengonsolidasikan kekuatan dari tingkat bawah RW sampai atas," ujarnya.
Juru Bicara Tim Pemenangan Risma-Whisnu, Didik Prasetiyono, mengatakan salah satu strategi yang akan dilakukan adalah memanfaatkan kepopuleran Wali Kota perempuan pertama di Surabaya yakni Risma dan Wakilnya Whisnu sebagai "senjata" untuk melawan pasangan mantan Sekdaprov Jatim Rasiyo dan mantan Mantan anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Lucy Kurniasari.
"Kita akan manfaatkan Kepopuleran Risma-Whisnu untuk menjadi senjata yang paling ampuh dalam pemenangan kali ini," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015