Pontianak (ANTARA News) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pontianak, Kalimantan Barat, berupaya melestarikan seni tundang dengan menggelar lomba berpantun dengan iringan gendang dan alat musik tradisional lain pada 19-20 September.
Sebelas kelompok anak berpartisipasi dalam lomba tundang yang digelar bersamaan dengan festival musik akustik di kawasan Tugu Khatulistiwa tersebut.
"Ini rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Pontianak ke-244 yang puncaknya pada 23 Oktober mendatang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pontianak Hilfira Hamid, Minggu.
Pembacaan pantun dengan iringan bunyi gendang dan alat musik tradisional Melayu lain pada masa lalu dilakukan untuk memeriahkan suatu acara atau pesta.
Hilfira mengatakan pantun merupakan bagian dari tradisi rumpun Melayu. Pada zaman dahulu, orang-orang berpantun pada upacara adat, perkawinan, dan acara muda-mudi.
Pantun juga digunakan sebagai sarana menyampaikan gagasan atau ide pada acara musyawarah; memberikan nasihat dan pesan moral; menyampaikan kritik sosial; atau sekedar melontarkan gurauan.
"Yang dikemas dengan gaya bahasa yang indah, singkat, padat," ujarnya.
Dalam perkembangannya, pantun dibacakan dengan iringan gendang, sehingga dinamai tundang, singkatan dari pantun dan gendang.
"Lomba seni tundang ini sebagai wadah dalam upaya menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah," kata Hilfira
Pewarta: Andilala
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015