Mekkah (ANTARA News) - Banyak koper jamaah yang akan kembali ke Tanah Air pada kelompok terbang (kloter) awal melampaui 32 kilogram, sehingga harus dibongkar untuk memenuhi batas yang diizinkan tersebut.
"Bongkar, ini bongkar," seru juru timbang yang melihat koper jamaah dari Kloter 2 embarkasi Makasar (UPG 02) mencapai 33 kilogram, di Pemondokan 302, wilayah Mahbas Jin, Mekkah, Arab Saudi Jumat.
Meski hanya kelebihan satu kilogram, sang juru timbang tidak mau toleransi. Koper tetap dianggap kelebihan berat, sehingga pemilik koper harus membongkar isinya.
Padahal koper warna hijau tosca itu sudah dikunci dan ikat dengan tali temali yang cukup rumit untuk membukanya kembali.
Mugge, sang pemilik koper dibantu temannya pun terpaksa membuka koper tersebut dengan dibantu temannya.
Kepiawaian mengemas isi koper hingga pas 32 kilogram atau kurang dari angka itu, nampaknya sangat penting di musim haji saat ini.
"Sukriah Binorung. 30 kilogram. Selamat," ujar saksi juru timbang dari dari Makassar.
Ia selalu mengucapkan selamat kepada nama yang tertera pada koper, bila sang pemilik sukses memenuhi ketentuan batas berat koper.
Setiap koper yang selesai ditimbang langsung diangkut oleh truk besar.
Di Pemondokan 303, yang juga ditempati jamaah dari UPG 02, lebih parah. Menurut Tafsir, salah satu jamaah dari Makasar, sekitar 30-an koper jamaah kelebihan berat maksimal yang diizinkan.
"Ya terpaksa tadi pada bongkar-bongkar," katanya.
Menurut dia, rata-rata isi barang jamaah adalah oleh-oleh untuk keluarga dan tetangga.
"Ya biasa ada kurma, songkok, dan oleh-oleh lain untuk keluarga dan tetangga yang datang kalau kita pulang nanti," kata Tafsir yang akan kembali ke Tanah Air pada tanggal 30 September.
Berbeda dengan jamaah UPG 02, di Pemondokan 414 yang dihuni salah satunya oleh jamaah dari Bogor dan Bandung Jawa Barat (JKS 38) nampak lebih ringan kopernya. Hal itu terlihat dari koper yang tidak menjulang tinggi, bahkan cenderung datar.
"Tidak perlu beli oleh-oleh banyak-banyak, sekarang banyak (oleh-oleh Arab) yang dijual di Jakarta dan Bandung," kata jamaah dari Bandung.
Sementara salah satu jamaah Kloter 2 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 02), Ardevynauly mempertanyakan mengapa koper harus diangkut jauh hari sebelum kembali ke Tanah Air.
"Agak repot harus membenahi koper dari awal, sementara oleh-oleh buat teman dan kerabat belum lengkap," katanya.
Selain itu, ia pun terpaksa hanya menyisakan 2-4 pakaian untuk puncak haji di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) dan kepulangan ke Tanah Air pada 29 September.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015