"Lubang ventilasi udara dibiarkan terbuka, bahkan jendelanya ada yang rusak namun dibiarkan mengangga. Saya khawatir bisa tambah sakit kalau dievakuasi ke tempat itu," kata seorang warga, Suliswanto (38), di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan sempat melihat-lihat posko dengan harapan bisa menempatkan anak-anaknya di lokasi yang lebih baik karena asap sudah terasa hingga ke dalam rumahnya.
"Karena tempatnya kurang layak, saya tidak jadi bawa anak ke sana," ujarnya.
Hal senada juga dikatan seorang warga, Himawan (40), bahwa upaya Pemprov Riau menyediakan posko evakuasi seperti dipaksakan dan tidak disiapkan dengan baik.
Menurut dia, lokasi posko evakuasi akan sulit steril dari asap selama berada di Kota Pekanbaru.
"Lokasi itu mungkin cocok untuk evakuasi korban banjir, tapi kalau untuk bencana asap tidak layak. Pekanbaru sampai sekarang asapnya pekat sekali, dan kalau mau evakuasi warga lebih baik ke luar daerah yang udaranya relatif lebih bersih," katanya.
Sukarelawan dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Riau, Wahyu Permana, mengatakan posko tersebut sudah mulai beroperasi sejak tanggal 15 September lalu.
Wahyu yang bertugas bersiaga di posko itu mengatakan sudah banyak warga yang datang sejak hari pertama, namun hingga kini belum ada warga yang menggunakannya.
"Warga datang hanya lihat-lihat saja. Banyak dari mereka menanyakan kenapa kondisi tempat evakuasi seperti ini, dan kami hanya bisa mengatakan kondisi seperti apa adanya," kata Wahyu Permana.
Ia mengatakan posko tersebut menyediakan 40 tempat tidur lipat yang ditempatkan di tengah lapangan GOR Tribuana.
Sarana tersebut juga dilengkapi dengan toilet umum dan tenaga medis.
"Tempat ini juga punya alat pendingin udara tapi saya tidak tahu apakah itu berfungsi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Syafril mengatakan warga sakit akibat kabut asap yang melanda Provinsi Riau terus bertambah.
Data dari dinas kesehatan mencatat bahwa sejak 29 Juni hingga 17 September terdapat 27.327 orang penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Kemudian warga yang menderita pneumonia mencapai 558 orang, asma 1.298 orang, iritasi mata 1.735 orang, dan iritasi kulit 2.357.
"Semuanya merupakan pasien rawat jalan," kata Andra.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015