Memang itu permasalahannya, Indonesia masih kekurangan bioskop yang harganya terjangkau dan tersebar, kalau bioskop sudah banyak film Indonesia akan punya banyak tempat,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan Indonesia perlu bioskop alternatif untuk menampung dan memutar film-film Indonesia.
"Memang itu permasalahannya, Indonesia masih kekurangan bioskop yang harganya terjangkau dan tersebar, kalau bioskop sudah banyak film Indonesia akan punya banyak tempat," kata Triawan di Jakarta, Jumat.
Dengan adanya bioskop alternatif ini penonton dapat menikmati film tanpa harus pergi ke mal, dan film-film internasional pun dapat tersebar secara merata.
Dia mengatakan film internasional tidak dapat terbagi rata karena bioskop di Indonesia hanya dikuasai beberapa pihak.
"Nah nanti kalau bioskop sudah banyak, perimbangan kepemilikan sudah banyak, Hollywood pun akan membagi dengan merata film-filmnya," kata dia.
Untuk memperbanyak bioskop itu Badan Ekonomi Kreatif telah mengusulkan untuk membuka investasi asing untuk penanaman modal asing, karena investor dalam negeri belum menyanggupi untuk membiayai pembuatan gedung bioskop.
"Kemampuan penanaman modal dalam negeri tidak begitu tinggi. Jadi kami ingin mengundang asing untuk membangun bioskop kelas dua, kelas tiga. Kami akan mengusulkan dan sudah dibicarakan agar modal asing bisa dibuka untuk mereka membangun bioskop yang banyak," kata dia.
Sesuai dengan programnya, pada awal ini Badan Ekonomi Kreatif memang mengedepankan industri film, karena menurutnya di dalam film dapat memuat semua nilai budaya, seperti mode busana, makanan nusantara, musik dan lainnya.
Selain film Badan Ekonomi Kreatif juga fokus dalam aplikasi digital dan juga musik.
Pewarta: Aubrey KF
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015