Jakarta (ANTARA News) - Cendekiawan muslim Komaruddin Hidayat menilai apresiasi masyarakat Indonesia pada karya sastra saat ini cenderung rendah.
"Dalam kajian antropologis, masyarakat di Nusantara sebenarnya mempunyai apresiasi yang tinggi pada karya seni termasuk sastra. Namun, sekarang cenderung menurun karena pengaruh modernisasi matrealistik," ujar dia di sela diskusi "Belajar Hidup Dari Rumi" karya Haidar Bagir, di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, dia berkisah, kehidupan yang relatif makmur pada masa lalu sehingga tak perlu berjuang keras memenuhi kebutuhan hidup, sedikitnya menjadi alasan masyarakat di masa lalu lebih mengapresiasi suatu karya sastra.
"Tetapi sekarang, karena terinterupsi berbagai hal misalnya modernisasi politik, apresiasi menurun. Ditambah lagi, para pemuda (mahasiswa-mahasiswa) sekarang lebih memilih menggunakan bahasa yang singkat," kata dia.
Kemudian, selain pengaruh modernisasi dan semacamnya, minat masyarakat membaca karya sastra cenderung rendah.
Hal ini, ditambah lagi dengan kurangnya pengajaran di lembaga pendidikan tentang karya sastra.
"Sekarang anak-anak muda membaca buku-buku yang tipis-tipis, dangkal. Coba saja tanya, pada baca novel Siti Nurbaya tidak? Atau novel karya Pramoedya?," ucap dia.
Berkaca pada kondisi ini, Komaruddin menilai perlunya lembaga pendidikan kembali mengenalkan karya sastra pada siswa didik.
"Harus ada pendidikan yang dimulai dari sekolah untuk memperkenalkan itu (karya sastra). Sastra itu melatih intelegensia," pungkas dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015