Prediksi tersebut berubah setelah sebelumnya, UOB menetapkan prediksi nilai tukar Rp14.000 per dolar Amerika Serikat, demikian seturut keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Rupiah telah terdepresiasi sekira 14,3 persen terhadap dolar AS sejak awal tahun dan saat ini berada di level terendah dalam 17 tahun terakhir," kata Ho.
Keadaan itu diperkirakan terus berlanjut di kuartal berikutnya akibat performa sektor komoditas melambat.
Selain itu defisit transaksi berjalan yang terus menerus berlangsung di Indonesia juga menjadi salah satu faktor lain, sementara AS diperkirakan bakal melakukan normalisasi terhadap suku bunga mereka dalam waktu dekat.
Oleh karena itu, UOB menetapkan perubahan prediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari Rp14.000 menjadi Rp14.700 di pengujung tahun.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 12 poin menjadi Rp14.447 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya Rp14.459.
Hal itu disebabkan pelemahan dolar AS terhadap sejumlah besar mata uang dunia, kecuali yen, yang ditengarai memudarkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, yang baru akan ditetapkan Jumat dini hari WIB.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015