Indonesia siap membantu pembebasan kedua WNI itu namun harus atas izin dari pemerintah PNG, kita siap
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo akan menghubungi PM Papua New Guinea Peter Oneil mengenai pembebasan dua orang WNI yang disandera di sana.
"Nanti sore saya akan telepon PM PNG, untuk membahas hal itu. Tadi pagi Menlu kita dan Menlu PNG juga sudah berkomunikasi melalui telepon," ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
Presiden menyatakan pembebasan dua WNI itu tergantung pemerintah PNG. "Indonesia siap membantu pembebasan kedua WNI itu namun harus atas izin dari pemerintah PNG, kita siap," ujar Jokowi.
Presiden tidak menargetkan pembebasan WNI karena lokasi penyanderaan ada di negara lain sehingga RI tidak boleh menerobos kedaulatan negara lain.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi juga menegaskan upaya pembebasan dua WNI dari PNG masih dikomunikasikan dengan tim di lapangan.
"Mengenai upaya pembebasan warga negara kita di PNG, sampai tengah malam tadi, saya berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri dan Panglima PNG dan tim dari PNG di lapangan," ujar Retno di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis.
Retno menuturkan memang upaya pembebasan belum berhasil, namun pesan yang disampaikan kepada PNG adalah Indonesia siap bekerjasama mempercepat pembebasan sandera.
Retno menambahkan, PNG hari ini akan melakukan kembali upaya pembebasan dan terus berkomunikasi dengan tim mereka di lapangan.
Dua WNI --Sudirman dan Badar-- disandera kelompok bersenjata di PNG, pimpinan Jeffrey Pagawak, yang memang sudah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) polisi sejak 2006 dan diduga kuat terlibat dalam insiden Abepura Berdarah 2012 silam.
Pewarta: Ageng Wibowo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015