Sekarang ini (investasi teknologi) kita cuma 0,09 persen dari produk domestik bruto (PDB),"
Depok (ANTARA News) - Jumlah investasi yang dianggarkan pemerintah Indonesia dalam bidang sains dan teknologi di masa depan masih kecil dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, kata Ketua Asosiasi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Prof. Sangkot Marzuki.
"Sekarang ini (investasi teknologi) kita cuma 0,09 persen dari produk domestik bruto (PDB)," kata Sangkot di Depok, Jawa Barat, Rabu.
Jumlah investasi tersebut, lanjutnya, menempatkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan investasi teknologi paling sedikit di antara negara-negara Asia Tenggara dan negara-negara Islam.
"Bahkan jumlah investasi kita di bidang teknologi sama dengan Senegal," ungkapnya.
Sangkot berpendapat, jumlah investasi Indonesia di bidang sainstek untuk masa depan idealnya 1 persen dari PDB. "Paling tidak 1 persen. Lebih bagus 2 persen untuk lebih sehatnya, tapi 1 persen sudah lumayan sehat," kata dia.
Ia mencontohkan negara Singapura yang menginvestasikan 1 persen dari PDB negaranya di bidang sains dan teknologi untuk masa depan.
Bahkan perkembangan jumlah investasi Indonesia di bidang teknologi dalam lima tahun terakhir malah semakin menurun. Pengurangan jumlah investasi tersebut, lanjut Sangkot, dilakukan terhadap pemangkasan anggaran untuk penelitian dasar di universitas-universitas.
"Basic research malah dipotong. Padahal sains itu berbeda dengan investasi pabrik. Sains itu kita nggak dapat apa-apa lama, tapi nanti tiba-tiba keluar hasilnya," jelas dia.
Sangkot menjelaskan ketika era BJ Habibie sebagai Menteri Riset dan Teknologi jumlah investasi Indonesia di bidang teknologi mencapai 0,2 persen dari PDB. Jumlah investasi tersebut kemudian terus menurun hingga saat ini.
Oleh sebab itu Sangkot menilai bahwa sektor sains dan teknologi Indonesia saat ini belum memproduksi ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015