Anggota Divisi Kitab Klasik Pusat Studi Peradaban UB Malang, Jawa Timur, Nova Ekasatya, mengatakan, naskah-naskah kuno itu koleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Perpustakaan Bung Karno Blitar, Yayasan Sastra Lestari Surabaya, Pusat Studi Peradaban UB Malang, dan koleksi pribadi milik Erwin Dian Rosyidi, Surabaya.
"Pameran ini bertujuan mengedukasi mahasiswa maupun masyarakat umum agar mengetahui Indonesia ini kaya akan budaya. Hal itu terlihat dari peninggalan bersejarah yang sampai saat ini masih terjaga dan dilestarikan," ujarnya.
Ia mengatakan pameran naskah kuno berbentuk kitab, buku maupun lembaran itu merupakan upaya Pusat Studi Peradaban UB untuk melestarikan peninggalan kuno dari sejumlah kerajaan di wilayah Nusantara sejak berabad-abad lalu.
Sementara itu, kolektor Erwin Rosyidi yang menyumbangkan koleksi pribadi untuk dipamerkan dalam ajang tersebut, mengatakan ada 12 koleksi naskah dan kitab kuno tahun 1700 hingga 1800-an miliknya.
Selain itu, juga ada beberapa lembar koran yang berisi kabar kerajaan beberapa abad lalu dan Kemerdekaan Indonesia.
Salah satu koleksinya yang dipamerkan adalah surat kabar Pewarta Boemi Reboe 2 Juni 1897 yang berjudul Radja Koetai di Nederland. Berita tersebut mengabarkan tentang keadaan Raja Kutai selama berkunjung ke Nederland, termasuk apa saja hal yang dibahas oleh Raja Kutai dengan Raja Nederland.
"Surat Kabar ini saya dapat dari Jakarta," kata Rosyidi.
Ia mengaku seluruh koleksinya ini berasal dari beberapa provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatera.
"Saya carinya keliling Indonesia, yang saya bawa hanya sebagian, sisanya masih ada di rumah," ujarnya.
Menurut Erwin, nilai suatu naskah sangat berharga karena naskah menjadi faktor terlahirnya suatu budaya dan sejarah. Oleh karena itu, penting adanya peran pemerintah dan perguruan tinggi untuk merawat dan menyampaikan nilai-nilai naskah kuno tersebut kepada peserta didik (siswa) dan mahasiswa.
Beberapa koleksi naskah milik Erwin yang dipamerkan itu, diantaranya naskah kuno sejarah dan silsilah Sunan Giri yang ditulis tangan dalam Bahasa Arab pegon dan naskah kuno tulisan tangan, Surat Darmo Gandhil Gatholotjo ditulis huruf latin tahun 1800-an.
"Kami berharap pemerintah berperan penting untuk mengamankan dan melestarikan naskah-naskah kuno ini agar sejarah dan cikal bakal berdirinya Republik Indonesia ini tetap terjaga, tidak sampai hilang, apalagi musnah," ucapnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015