"Telah diputuskan untuk memperkuat tindakan di banyak area; sebuah modifikasi peraturan tentang keterlibatan akan diteliti, demikian juga pembentukan hukuman minimum bagi mereka yang melempar batu," kata Netanyahu pada awal pertemuan darurat dengan menteri dan pejabat keamanan Israel.
Dia menambahkan bahwa akan ada "denda yang signifikan" bagi anak di bawah umur yang melakukan pelanggaran semacam itu beserta orangtua mereka.
Warga Palestina dan pasukan keamanan Israel sudah tiga kali bentrok di kompleks Masjid Al-Aqsa dan sekitar situs Kota Tua (Old City) di Yerusalem dalam tiga hari berturut-turut meskipun ada seruan dari dunia internasional untuk tenang.
Para demonstran muda Palestina melempar batu ke arah polisi Israel yang telah memasuki kompleks masjid. Polisi yang masuk dalam jumlah besar itu membalasnya dengan granat kejut.
Organisasi Wakaf Yordania yang mengelola situs itu menyatakan bahwa polisi masuk jauh ke dalam masjid dan menyebabkan kerusakan.
"Pada hari sebelum Tahun Baru (Yahudi), telah dibuktikan sekali lagi bahwa batu bisa membunuh," kata Netanyahu, menyinggung kematian pengemudi Israel yang kehilangan kendali mobil setelah tampaknya terkena lemparan batu di Yerusalem pada Minggu .
Israel merebut Yerusalem timur, tempat Al-Aqsa berada, dalam Perang Enam Hari Tahun 1967 dan kemudian mencaplok wilayah itu dalam satu langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Selama pertemuan darurat pada Selasa malam, yang juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon dan Menteri Kehakiman Ayelet Shaked, Netanyahu bersikeras bahwa status quo di masjid harus dijaga.
Netanyahu menambahkan bahwa dia tidak akan membiarkan para pembuat masalah mengganggu kunjungan warga Yahudi ke situs tersebut.
"Israel bertekad untuk mempertahankan status quo di Bukit Bait Suci (Temple Mount)," kata Netanyahu seperti dilansir kantor berita AFP.
Menurut status quo, orang Muslim boleh menggunakan masjid ketika mereka ingin.
Situs masjid Al-Aqsa merupakan tempat paling suci ketiga dalam Islam, tetapi juga dihormati oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci.
Orang Yahudi diperbolehkan mengunjungi situs tersebut pada waktu tertentu, tetapi dilarang berdoa di sana karena takut memicu ketegangan dengan jemaah Muslim.
Kedatangan lebih dari seribu turis dan orang-orang Yahudi untuk Tahun Baru memperkuat kekhawatiran di kalangan warga Palestina dan otoritas Muslim bahwa Israel ingin mengubah pengaturan yang ada saat ini dan memberlakukan pembagian waktu untuk penggunaan Al-Aqsa, yaitu pagi hari untuk orang Yahudi dan sisanya untuk orang Muslim. (Uu.Y012)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015