"Untuk belajar jalan, toleransi hingga usia 12 sampai 18 bulan, kalau lewat dari itu sebaiknya konsultasi," kata psikolog perkembangan anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia itu di Jakarta, Rabu.
Menurut dia ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan anak, termasuk di antaranya kesempatan belajar yang kurang karena anak terlalu sering digendong, kurang stimulasi atau ada gangguan perkembangan.
Berjalan, Vera menjelaskan, merupakan hasil dari tahapan perkembangan kemampuan fisik anak yang dimulai sejak lahir.
Pada usia tiga sampai enam bulan, anak belajar menjejakkan kaki. Misalnya saat tidur, kakinya menjejak ke permukaan yang keras.
Saat melewati fase enam sampai 10 bulan, bayi mulai belajar berdiri. Saat itu anak belajar menopang tubuh dengan berpegangan pada barang-barang di sekitarnya.
Pada usia sembilan hingga 13 bulan, bayi mulai berjalan dengan bantuan. Mainan yang memberi stimulasi, seperti yang bisa didorong dan ditarik, dapat mengasah kemampuan anak menuju tahap berikutnya, yakni berjalan.
Vera menekankan bahwa setiap tahapan butuh waktu yang bervariasi pada setiap individu.
"Setiap tahapan perkembangan ada toleransi waktu, jangan terlalu khawatir dan mengejar target," katanya.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015