Madiun (ANTARA News) - Proses pembebasan lahan milik warga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang terdampak pembangunan proyek jalan tol Solo-Kertosono ruas Mantingan-Kertosono, hingga saat ini masih belum tuntas.
Data Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Kabupaten Madiun mencatat, dari estimasi kebutuhan lahan sebanyak 2.946 bidang yang tersebar di 20 desa tujuh kecamatan, saat ini baru terbayar 1.242 bidang atau sekitar 55,11 persen.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Madiun, Saikun, Rabu, mengatakan, lambannya proses pembebasan lahan tersebut disebabkan karena pihak BPN masih melakukan pembenahan, di antaranya pembentukkan tim khusus untuk pembebasan lahan berikut satuan tugasnya.
Sebab, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2014 yang mengatur struktur P2T, saat ini segala pengurusan lahan tersebut beralih ke BPN Kabupaten Madiun.
"Meski lambat, kami optimistis akan dapat menyelesaikan pembebasan lahan untuk tol tersebut pada akhir tahun ini," ujar Saikun kepada wartawan.
Selain itu, proses pembebasan lahan yang terdampak tol, juga masih menunggu SK dari Kanwil BPN Jawa Timur. Sehingga, kelanjutan dari proses pembebasan lahan tersebut tergolong jalan di tempat.
Lambatnya pembebasan lahan tersebut mendapat sorotan dari pihak DPRD Kabupaten Madiun. Dewan menilai BPN kurang sigap, sebab, pascaberalihnya penanganan pembebasan lahan dari P2T ke BPN Kabupaten Madiun pada Desember 2014, hingga saat ini belum ada perkembangan yang berarti.
"Melihat kondisi ini, kami pesimistis BPN akan dapat menyelesaikan tugas itu tepat waktu pada akhir tahun ini," ujar Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Madiun, Wahyu Hidayat.
Wahyu meminta BPN Kabupaten Madiun lebih serius lagi dan mempercepat proses pembebasan lahan untuk tol tersebut. Hal itu agar nasib warga pemilik lahan tidak terkatung-katung dan proyek pembangunan jalan tol dapat segera terlaksana.
Seperti diketahui, pemerintah berencana membangun proyek jalan tol Solo-Kertosono yang juga melewati wilayah Kabupaten Madiun.
Di Kabupaten Madiun sendiri lahan yang terdampak direncanakan sepanjang 36.925 Kilometer dengan luas tanah mencapai 2.561.354 meter persegi atau sekitar 241.548 hektare. Lahan itu berada di lebih 20 desa di tujuh kecamatan.
Tol tersebut, nantinya akan meningkatkan akses transportasi nasional serta ekonomi dan sosial masyarakat di daerah yang dilintasi.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/Louis Rika
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015