Pontianak (ANTARA News) - Masyarakat transmigran di UPT Rantau Panjang, Kabupaten Kayong Utara, korban kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai kekurangan pangan dan membutuhkan bantuan obat-obatan setelah satu bulan berjuang memadamkan api di desanya.
Kepala Desa Rantau Panjang, Sarkandi saat dihubungi di Sukadana, Rabu, menyatakan, bantuan pangan tersebut dibutuhkan lantaran dalam satu bulan terakhir masyarakat sudah tidak lagi bekerja karena sibuk baik siang maupun malam untuk memadamkan api.
"Masyarakat saat ini mengharapkan bantuan pangan, karena tidak ada pemasukan selama memadamkan api, stok pangan yang ada sudah habis," ungkapnya.
Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di UPT transmigrasi sudah membakar lahan perkebunan yang selama ini menjadi sumber pencaharian mereka (warga transmigrasi).
Akibatnya, warga transmigrasi, kehabisan stok pangan, selain karena kebun mereka terbakar, juga disebabkan tidak bisa bekerja, karena disibukkan dengan upaya memadamkan api, katanya.
Sementara itu Wakil Bupati Kayong Utara Idrus bersama Asisten II Erwin Sudrajat dan beberapa SKPD langsung meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di 2 UPT transmigrasi yakni Penjalaan dan Rantau Panjang.
Idrus mengatakan, kebakaran di Kayong Utara sudah meluas hingga ke kebun-kebun milik masyarakat, mulai dari karet, sawit dan rambutan juga ikut terbakar.
"Kebakaran sudah meluas dan membakar lahan di areal gambut yang sulit dipadamkan, parahnya kebakaran ini juga membakar kebun masyarakat yang selama ini menjadi sumber pemasukan warga di sini," kata Idrus.
Pemkab Kayong Utara akan memberikan bantuan berupa beras dalam waktu secepatnya. Bantuan tersebut akan disistribusikan oleh bidang sosial Dinsosnakertrans Kayong Utara, dan saat ini masih menunggu data jumlah masyarakat yang perlu dibantu yang bersumber dari kepala desa masing-masing, katanya.
"Kami sudah kerahkan bantuan untuk pemadaman kebakaran itu, termasuk menyiapkan bantuan pangan dan obat-obatan," ujarnya.
Pewarta: Andilala
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015