Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang dalam rilis di Jakarta, Selasa mengatakan, besaran penurunan tersebut berdasarkan data historis harga elpiji sesuai acuan "contract price" (CP) Aramco dan kurs dolar AS terhadap rupiah.
"Ditambah, estimasi pergerakan kedua indikator tersebut," katanya.
Menurut dia, harga di tingkat agen bervariasi antara Rp132.800 per tabung hingga Rp157.400 per tabung tergantung jarak stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) terhadap titik suplainya.
Secara rata-rata nasional, harga elpiji 12 kg menjadi Rp135.300 per tabung atau turun Rp6.700 per tabung dari harga sebelumnya sebesar Rp142.000 per tabung.
Untuk wilayah Jabodetabek harga elpiji 12 kg turun Rp6.400 per tabung dengan harga di agen turun dari Rp141.000 per tabung menjadi Rp134.600 per tabung.
Demikian pula, konsumen di Jawa Timur, harga elpiji 12 kg turun Rp6.400 per tabung.
"Penyesuaian harga juga dilakukan untuk merek-merek elpiji non-PSO lainnya dengan besaran tidak jauh berbeda per kilogramnya," ungkapnya.
Pertamina mencatat stok elpiji nasional saat ini dalam kondisi aman yakni di atas 17 hari dengan rata-rata konsumsi seluruh jenis dan merek elpiji BUMN migas tersebut sebesar 17.678 metrik ton per hari.
Harga elpiji domestik ditentukan harga bahan bakar tersebut di pasar internasional sesuai patokan CP Aramco dan juga kurs rupiah terhadap dolar mengingat sebagian pemenuhannya masih impor.
Kalau berdasarkan patokan CP Aramco yang kini turun mengikuti harga minyak, maka harga elpiji mengalami penurunan.
Namun, kurs rupiah mengalami pelemahan, sehingga menekan penurunan harga elpiji akibat turunnya CP Aramco tersebut.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015