Situs-situs peninggalan sejarah budaya tersebut mungkin bisa juga menjadi sasaran serangan, karena orang-orang yang dari Indonesia banyak juga yang ada di sana,"Yogyakarta (ANTARA News) - Direktur "Center for Terorism Studies" Depok, Jawa Barat, Ali Fauzi mengingatkan keberadaan situs-situs warisan budaya seperti Candi Prambanan dan Borobudur berpotensi menjadi sasaran penyerangan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
"Situs-situs peninggalan sejarah budaya tersebut mungkin bisa juga menjadi sasaran serangan, karena orang-orang yang dari Indonesia banyak juga yang ada di sana," kata Ali Fauzi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, orang-orang dari Indonesia yang bergabung ke dalam jaringan ISIS tersebut, ketika nantinya pulang ke Indonesia akan melakukan aksinya di negaranya sendiri.
"Orang-orang tersebut sebetulnya melihat bagaimana perilaku petinggi ISIS. Mereka melihat perilaku petinggginya, kemudian dicontoh dan dilakukannya," katanya.
Ia mengatakan, ISIS sendiri awalnya merupakan milisi Irak dalam konflik antara Irak dengan Suriah. Namun, dalam perkembangannya menjadi besar dan anggotanya dari berbagai belahan dunia. Beberapa aksinya juga sempat menjadikan warisan budaya menjadi target yang dihancurkannya.
"Seperti serangan terhadap kota kuno Hatra di Irak, yang sudah menjadi warisan budaya Unesco," katanya.
Ia mengatakan, guna mencegah penyerangan terhadap warisan budaya di Indonesia, sebenarnya selama ini pemerintah sudah mulai melakukan upaya antisipasi.
"Pemerintah sudah menggalang massa dan memeberikan pemahaman kepada elemen masyarakat maupun mahasiswa, untuk menciptakan kehidupan yang damai, bertoleransi. Itu bagian upaya pencegahan yang telah dilakukan," katanya.
Ali mengatakan, bukan tidak mungkin ancaman ISIS akan datang juga ke Indonesia. Jika tidak dilakukan pencegahan sedini mungkin.
"Mereka akan datang ke Indonesia, dan melakukan tindakan pembunuhan," katanya.
Adik dari almarhum Amrozi tersebut, mengatakan embrio-embrio ISIS pun sudah mulai ada. Seperti adanya deklarasi khilafah, yang dilakukan di Nusakambangan, Jawa Tengah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen (TNI) Abdul Rahman Kadir mengatakan ada beberapa orang Indonesia sudah dikabarkan bergabung dengan ISIS. Di antaranya Wilda, perempuan asal Lamongan yang dikabarkan ikut berperang di Irak pada 2014 silam. Mahasiswi asal Surakarta, Siti Lestari juga kabarnya dibawa pacarnya ke kawasan konflik tersebut.
"Adam Muh Alfan Nurzi, dari perguruan tinggi di Pontianak di akhir Desember dan awal Januari kemarin juga dikabarkan ke sana," katanya.
Menurut dia, sasaran ISIS dalam melakukan rekrutmen merupakan kalangan rentan, seperti mahasiswa. Sudah ribuan anak muda Eropa dan Amerika, juga dikabarkan ikut bergabung dalam kelompok ini.
"Memanfaatkan internet untuk menjaring anggota. Khususnya media sosial. Iming-iming surga, gaji besar, dan kegagahan di medan perang," katanya.
Ia mengatakan, salah satu kunci untuk mengantisipasi perkembangan ISIS di Indonesia, merupakan kepedulian antarsesama.
"Kami tegaskan, tingkat kepedulian kunci utama mencegah aksi ancaman terorisme," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015